Jakarta (ANTARA News) - Indonesia untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Festival Budaya Melanesia 2015 yang akan berlangsung 26-30 Oktober.
Festival yang ahan dihadiri para pemangku kepentingan bidang kebudayaan dan seniman dari Indonesia, Fiji, Papua Nugini, Pulau Solomon, Timor Leste, Vanuatu dan Kaledonia Baru serta perwakilan dari Melanesian Spearhead Group yang berpusat di Vanuatu itu akan berlangsung di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kacung Marijan di Jakarta, Kamis, mengatakan Indonesia dipilih karena sekitar 80 persen penduduk yang disebut Melanesia bermukim di Indonesia.
Penyelenggaraan festival itu diharapkan bisa meningkatkan pemahaman mengenai penduduk Melanesia dan budayanya serta mendorong kerja sama antara negara-negara berpenduduk Melanesia.
"Peningkatan kerja sama negara-negara Melanesia seperti dalam bidang budaya, pendidikan dan ekonomi," kata Marijan.
Festival meliputi kegiatan konferensi, pemutaran film dan pertunjukan tari.
Indonesia mengirimkan perwakilan dari lima provinsi yang berpenduduk Melanesia yaitu Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
Tiga film dari Indonesia akan diputar dalam festival tersebut, yaitu "Atambua 39 C", "Tanah Mama" dan "Cahaya Dari Timur". Jajang C Noer dan Chico Jericho akan hadir dalam pemutaran film tersebut.
Selain Indonesia, Fiji dan Kaledonia Baru turut mengirimkan film dari negara mereka untuk ditayangkan di forum masyarakat dengan budaya Melanesia.
Melanesia adalah sub-ras dengan persebaran di wilayah Indonesia mencakup Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat serta negara lain seperti Vanuatu, Fiji, Pulau Solomon dan Papua Nugini.
Arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Prof Dr Harry Truman Simanjuntak menjelaskan leluhur yang datang ke Nusantara ada yang tetap tinggal dan ada yang bermigrasi hingga ke Australia dan berpusat di Papua, Papua Nugini dan Australia.
Budaya yang berkembang di Papua dan Papua Nugini meluas sampai ke Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat serta timur jauh seperti Fiji dan Vanuatu.
Bukti-bukti peninggalan Melanesia menunjukkan sub-ras tersebut hadir di Australia, yang diwakili oleh Aborigin, sejak 60.000 tahun lalu.
Sementara itu peninggalan di Indonesia menunjukkan mereka datang 45.000 sampai 50.000 tahun yang lalu.
Perbedaan budaya yang ada di tempat persebaran Melanesia menurut Truman disebabkan oleh faktor lokal.
Truman menambahkan festival itu bisa meningkatkan pemahaman bahwa dua ras terbesar di Indonesia, Mongoloid dan Austronesia, bersaudara dan berinteraksi secara budaya dan biologis sejak puluhan ribu tahun lalu.
"Jangan dibuat pemisah. Saling mengenal sehingga menumbuhkan kebangsaan," kata Truman.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015