Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MIT) Danang Parikesit mengatakan pembangunan proyek kereta cepat (high speed train) Jakarta-Bandung harus bisa menjadi instrumen transformasi perekonomian Indonesia alih-alih hanya dijadikan sebagai pengangkut orang.
"Kereta api cepat kalau hanya digunakan untuk mengangkut 10 sampai 20 ribu orang sehari saya kira ini akan menjadi sebuah proyek yang mahal untuk Jakarta-Bandung sehingga ada dua catatan saya supaya proyek ini sedikit banyak bisa mulai kita evaluasi secara ekonomi," kata Danang di Jakarta, Kamis.
Kereta api cepat, menurut Danang, adalah bagian dari transformasi ekonomi secara keseluruhan bagi kota-kota yang dilalui jalur kereta yang berjarak kurang lebih 150 kilo meter tersebut.
"Sama seperti negara-negara lain sepertiJepang, Korea, China, Taiwan, Spanyol, Jerman maupun Perancis, kereta cepat adalah bagian dari transformasi ekonomi secara keseluruhan sehingga aspek yang dilihat bukan jumlah orang yang diangkut tapi seberapa besar kereta api cepat mengubah transformasi dari ekonomi berbasis sumber daya alam ke ekonomi berbasis jasa, jadi nilai tambah dia bagaimana bisnis bertransformasi, dari manufaktur ke jasa," katanya.
Itu sebabnya, Danang mengatakan, seharusnya pemerintah mulai memikirkan soal orientasi pembangunan Pulau Jawa.
"Kalau kita ingin menjadikan jawa bukan sebagai lumbung padi tapi menjadi daerah yang berorientas jasa, nah oke, baru kita baru bicara kereta cepat. Tapi kalau indikator keberhasilan hanya sekian banyak orang yang akan diangkut maka upgrading dari dari sistem rail yang sekarang lebih masuk akal dibanding kereta cepat."
Pemerintah memastikan proyek kereta cepat Jakarta - Bandung akan digarap investor asal Tiongkok dengan jumlah investasi sekitar Rp60 hingga Rp70 triliun.
Pelaksanaan proyek kereta api berkecepatan 200-250 km per jam tersebut digelar dengan model kerjasama business to business (B to B) antara investor Tiongkok dengan konsorsium BUMN.
Adapun BUMN yang akan terlibat dalam konsorsium tersebut meliputi PT Wijaya Karya Tbk, PT Jasa Marga, PT Kereta Api Indonesia, serta PT Perkebunan Nusantara VIII.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015