Kudus (ANTARA Newsa) - Penetapan Hari Santri di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diwarnai dengan pawai 1.000 mobil hari ini dengan jumlah peserta pawai ribuan orang.
Sebelum pawai dimulai, sekitar 6.000 orang santri dan siswa madrasah di Kabupaten Kudus mengikuti upacara penetapan Hari Santri pada 22 Oktober.
Ketua panitia Gebyar Hari Santri Nasional Kudus Sanusi Emha di Kudus, Kamis, mengatakan apel dan kirab ini adalah upaya mengingatkan kembali bangsa ini akan perjuangan para santri.
"Santri bukannya berpamrih atas perjuangan sebelumnya, namun menginginkan adanya pengakuan serta perhatian yang sama seperti sekolah formal lainnya," ujar Sanusi.
Panitia pengarah Gebyar HSN Kudus Asyrofi menambahkan, peristiwa 10 November 1945 di Surabaya tidak bisa dilepaskan dari keluarnya resolusi jihad yang dikeluarkan Hadlratusy Syaikh Hasyim Asyari dan puluhan ribu santri gugur sebagai kusuma bangsa dalam pertempuran besar itu.
Apel dan kirab ini bertujuan menghidupkan kembali nilai-nilai dan gelora perjuangan para kiai dan santri serta mengingatkan kembali nasionalisme pada rakyat negeri ini.
"Orang yang rela berkorban untuk bangsa dan negara saat ini cenderung minim, karena banyak yang mengedepankan kepentingan pribadi dan kelompok," ujarnya.
Bupati Kudus Musthofa yang memberangkatkan rombongan kirab 1.000 mobil berharap, para santri bisa menjadi teladan masyarakat karena selama ini mereka dianggap lebih memahami ilmu keagamaan.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015