... mengakui beberapa komentar pada twitternya menimbulkan pesan penghasutan terhadap pendukung Persija...

Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal The Jakmania (pendukung tim Persija), Febrianto (37), menulis surat pernyataan berisi permohonan maaf terkait tuduhan penghasutan melalui twitter terhadap penyelenggaraan final Piala Presiden 2015, antara Persib melawan Sriwijaya FC, di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu.

"Surat Febrianto itu mengatasnamakan pribadi dan sebagai sekretaris jenderal The Jakmania meminta maaf secara terbuka kepada publik," kata pengacara Febrianto, Muhammad Halim, di Jakarta, Rabu.

Halim mengatakan surat pernyataan itu juga ditujukan kepada keluarga, kepala Polda Metro Jaya dan gubernur DKI Jakarta, karena ketidaknyamanan akibat kicauan melalui twitter tersebut.

Halim menuturkan kliennya tidak bermaksud memprovokasi para pendukung Persija untuk bertindak anarkis karena kicauan media sosial itu merupakan aksi balasan melalui twitter.

Halim menganggap Febrianto menyampaikan perasaan emosi sesaat melalui twitter dan hanya ingin kondisi Jakarta dijamin aman selama penyelenggaraan final Piala Presiden 2015.

Halim menambahkan Ferbianto tidak menyangka kicauan melalui twitter mendapatkan reaksi beragam dari The Jakmania yang lainnya hingga menimbulkan anarkis. Inilah yang kemudian dinyatakan Polda Metro Jaya sebagai "dalang di balik kerusuhan" itu.

Namun, dalam surat itu, Febrianto mengakui beberapa komentar pada twitternya menimbulkan pesan penghasutan terhadap pendukung Persija.

"Hak ini merupakan kekhilafan saya karena tidak menyadari posisi saya sebagai sekretaris jenderal The Jakmania dan sensitif isu yang saya tweetkan," ujar Febrianto, dalam surat pernyataan itu.

Mantan jurnalis salah satu media cetak nasional itu membantah mengendalikan dan merancang insiden pelemparan yang dilakukan oknum The Jakmania terhadap kendaraan asal Bandung.

Terkait penolakan Persib bertanding di Jakarta, Febrianto mengakui hal itu penolakan dari sebagian besar The Jakmania, sehingga dikhawatirkan menimbulkan kerusuhan di wilayah Ibu Kota itu.

Febrianto menegaskan, Kota Bandung sebagai rumah kedua karena sempat tinggal selama 10 tahun dengan pengalaman berhubungan dengan sejumlah komunitas.

"Banyak kawan saya adalah pendukung Persib. Saya tidak mungkin dan tidak ada dalam hati saya untuk mengobarkan kebencian kepada Bandung atau pun Persib," tegas Febrianto.

Febrianto juga menuliskan persoalan Viking dan The Jakmania merupakan persoalan perseteruan yang berakar kuat dan sangat dalam yang tidak dapat diselesaikan dalam satu malam.

Ke depan, Febrianto berjanji akan berusaha membina The Jakmania sebagai suporter tim sepak bola yang baik dan tertib dan menjadikan sepak bola sebagai alat pemersatu bukan memecah belah.

"Lebih khusus, saya juga akan dengan sekuat tenaga dan pikiran untuk mengadakan upaya-upaya rekonsiliasi antara The Jakmania dengan Bobotoh untuk menghilangkan segala perseteruan yang ada agar kami sebagai basis suporter terbesar di Indonesia dapat menciptakan iklim persepakbolaan yang kondusif," tutur Febrianto.

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015