Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Lingkungan Hidup (Men-LH), Rachmat Witoelar, mengatakan bahwa penyebab utama banjir di Jakarta adalah berkurangnya lahan resapan air akibat didirikannya bangunan secara besar-besaran. "Terlalu banyak mal," katanya di Jakarta, Jumat. Menurut dia, banyak pengembang yang tidak secara serius memperhatikan dampak ekologis akibat pendirian bangunan secara sembarangan. Witoelar menegaskan, pembangunan itu sebagian besar dilakukan di daerah-daerah resapan air, sehingga menambah volume air yang tidak terserap. Hal itu, katanya, sangat memungkinkan untuk menjadi banjir. Selain kekurangan daerah resapan air, Rachmat juga menuding budaya hidup masyarakat yang belum manyadari arti penting hutan juga menjadi salah satu penyebab. Penggungdulan hutan, katanya, sudah selayaknya dihentikan untuk mengurangi bencana yang hampir setiap tahun menimpa warga Ibukota itu. Kemudian, kesadaran warga dalam membuang sampah pada tempatnya sudah selayaknya ditingkatkan untuk memperkuat usaha pengendalian banjir, demikian Witoelar. Men LH mengemukakan pendapatnya itu sehubungngan peristiwa banjir melanda sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya sejak Kamis (1/1) malam, yang menenggelamkan rumah warga sehingga aktivitas dan berbagai sarana publik tak berfungsi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007