"Penguatan toleransi dan ideologi adalah solusi untuk menyelamatkan bangsa ini dari pengaruh paham kekerasan dan ISIS," ujar pengajar di Program Pascasarjana Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia itu di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, kalau toleransi tidak digalakkan dan dibina secara serius dan terarah, maka peluang bangsa Indonesia terjangkiti paham kekerasan dan terorisme akan semakin besar.
Ia mengatakan, penganut paham kekerasan mendasarkan perbuatannya pada keyakinan, sehingga mereka tidak bisa dihadapi dengan cara logika karena mereka tidak berpikir secara rasional.
"Keyakinan itu tidak bisa dilawan dengan logika saja tetapi harus didekati dengan keyakinan pula yaitu ideologi," kata Guru Besar Sosiologi Hukum FISIP UI itu.
Untuk itu, kata dia, di dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) harus lebih memperkuat kerja sama dengan berbagai lembaga terkait, seperti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta Departemen Dalam Negeri.
Dengan kerja sama itu, lanjut mantan perwira menengah Polri dengan pangkat terakhir komisaris besar polisi itu, maka penguatan toleransi dan ideologi akan lebih terarah.
Pada bagian lain Bambang mengatakan, Indonesia memiliki kearifan lokal untuk membendung serbuan paham negatif, termasuk paham kekerasan, dari luar. Hanya, diperlukan kemasan baru yang lebih menarik agar nilai-nilai kearifan lokal itu tidak dianggap kuno, terutama oleh generasi muda.
Untuk itu, kata dia, dibutuhkan orang-orang muda pula untuk menjadi juru syiar yang cakap dalam memberikan pemahaman dan penjelasan kepada generasi muda tentang nilai-nilai kearifan lokal tersebut.
"Cara ini pasti menarik minat anak muda. Kalau disuguhi cara-cara lama, mungkin mereka justru akan mencari lagi dari luar," kata dia.
BNPT sendiri dalam pencegahan paham kekerasan dan terorisme memiliki program untuk meningkatkan kualitas para dai muda melalui dialog dan workshop.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah Dialog Pencegahan Paham Terorisme dan ISIS di Kalangan Dai Muda se-Banten di Pondok Pesantren Al Fattaniyyah, Serang, Banten, Selasa (19/10), bekerja sama dengan Forum Komunikasi Dai Muda Indonesia (FKDMI).
Melalui kegiatan itu, para dai muda ini diharapkan bisa memberikan penjelasan dan pemahaman yang benar dengan gaya anak muda kepada generasi muda yang sangat rentan dengan penyebaran paham kekerasan dan terorisme.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015