Sekretaris Disdikpora Gunung Kidul Bahron Rosyid di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan dari sekitar 5.000 guru di Gunung Kidul, separuhnya sudah diberikan diklat Kurikulum 2013.
"Pada dasarnya, kami siap menjalankan kembali Kurikulum 2013," katanya.
Ia mengatakan ada beberapa sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 untuk uji coba dan lainnya tidak. Untuk sekolah dasar (SD) ada 12 sekolah, SMP ada enam sekolah, SMA/SMK ada delapan sekolah.
"Selama ini sudah ada beberapa sekolah yang melaksanakan Kurikulum 2013," kata Bahron.
Disinggung mengenai harapan Menteri Anies Baswedan agar guru yang sudah mengikuti diklat dan melaksanakan Kurikulum 2013 untuk menularkan ke sekolah yang belum melaksanakan, ia mengaku sudah menginstruksikan.
Ia mengatakan Disdikpora juga telah mempersiapkan buku yang berasal dari pusat sehingga tidak masalah.
"Untuk kesiapan buku panduan dan pelajaran sudah dipersiapkan, jadi saya kira tidak masalah," katanya.
Bahron mengatakan sisi positif dari sekolah yang melaksanakan Kurikulum 2013, ialah di mana siswa dan guru saling berinteraksi. Guru hanya sebatas fasilitator, anak diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri.
"Anak menjadi lebih kreatif," katanya.
Namun demikian, dia mengakui kekurangan K-13 berasal dari guru sendiri. Ada sebagian guru yang sudah nyaman dengan kurikulum lama tidak mau belajar, sehingga tidak mau mengembangkan diri.
"Ada sebagian guru yang tidak ingin belajar, padahal guru dituntut untuk meng-update," ucapnya.
Salah satu guru SD di Gunung Kidul Bambang Purwanto mengaku siap melaksanakan Kurikulum 2013.
"Kalau saya siap saja, bila Kurikulum 2013 dijalankan lagi," ucapnya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015