"Senin (19/10), petugas sudah mengambil sampel DNA-nya. Sampel tersebut dikirim ke Puslabfor Polri Cabang Surabaya di Mapolda Jatim guna pemeriksaan lebih mendalam," ujanya kepada pers di Magetan, Selasa.
Menurut dia, pengambilan sampel DNA dilakukan karena data post mortem dan ante mortem korban sangat minim hingga sulit diidentifikasi.
Selain itu, kondisi jenazah yang terbakar hingga 100 persen menyulitkan petugas untuk melakukan proses identifikasi.
Umar menjelaskan, nantinya hasil sampel DNA korban akan dicocokkan dengan DNA pembanding dari keluarga untuk memastikan identitas korban yang masih simpang siur.
Sementara, keenam jenazah pendaki lainnya telah teridentifikasi dan diserahkan ke pihak keluarga.
Keenam jenazah tersebut adalah atas nama Rita Septi Nurika, Nanang Setya Utama, Sumarwan, dan Awang yang semuanya berasal dai Kabupaten Ngawi.
Sedangkan dua jenazah lainnya adalah atas nama Joko Prayitno dan Kartini, yang semuanya berasal dari Jakarta.
Sebelumnya, tim SAR mendapat laporan bahwa Minggu (18/10) siang terdapat sembilan pendaki menjadi korban kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu, tepatnya di antara pos 3 dan 4 jalur pendakian Cemoro Sewu, Plaosan, Magetan.
Dari jumlah tersebut, tujuh korban diketahui tewas dan dua lainnya kritis. Petugas juga telah mengidentifikasi enam dari tujuh korban tewas.
Adapun dua korban kritis hingga kini masih menjalani perawatan medis pada dua rumah sakit yang berbeda, yakni Eko Nurhadi yang menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo Surabaya dan Novi Dwi yang menjalani perawatan di RSUD dr Moewardi Solo, Jawa Tengah.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo/Louis Rika
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015