Ternate (ANTARA News) - Warga di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara (Malut), dalam lima bulan terakhir mengalami krisis air bersih, menyusul kemarau panjang yang terjadi di daerah tersebut.
"Selain itu, kami tidak mendapatkan penyaluran air bersih yang memadai. Kalaupun air mengalir, itupun tidak sampai satu hari, bahkan air mengalir tidak normal, karena air mengalir seperti tali benang saja dan warga menampungnya juga harus di luar rumah," kata salah seorang warga, Hanifah di Ternate, Selasa.
Dia mengatakan, sebagian besar warga terpaksa, memilih menggunakan air mineral dengan menggunakan galon untuk kepentingan kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
Meskipun telah seminggu air bersih tidak mengaliri pemukiman warga sekitar.Pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat, belum turun dan melakukan kroscek ke lokasih atas masalah itu.Warga berharap, masalah ini segera dituntaskan.Sebab, kebutuhan air bersih sangatlah dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Hanifah mengaku, kerusakan serupa bukan baru kali ini.Karena itu, dirinya meminta kepada Direktur PDAM, agar lebih memprioritaskan kebutuhan air bersih di Daruba.
Sementara itu, Direktur PDAM Morotai Musadid Pawane, saat dikonfirmasi wartawan Via SMS kemarin, membenarkan adanya masalah itu. Dijelaskan Musadid, kerusakan terjadi akibat Pipa induk yang menyedot air dari kali (sungai) Cao bendunganya jebol dan dalam proses perbaikan.
Menurutnya, terdapat dua pipa penyaluran air yang mengaliri pusat kota Daruba. Satu pipa transmisi ruas desa Dehegila menuju pusat kota Daruba, satu pipanya terdapat di kilo meter 2. "Kami usahakan cepat diselesaikan perbaikannya.
Oleh karena itu, dirinya telah berjanji dalam menangani masalah ini, maka pihaknya akan menyuplai air bersih untuk kompleks asam Jawa dengan menggunakan Mobil tangki air milik PDAM.
"Sejauh ini, pemerintah daerah juga tidak pernah membantunya dalam upaya menyelesaikan masalah krisi air bersih di Morotai, sehingga pemda sudah saatnya bisa membantu dalam penanganan air bersih bagi kebutuhan masyarakat," katanya.
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015