Tokyo (ANTARA News) - Saham-saham di bursa Tokyo ditutup melemah pada Senin, karena penguatan yen memukul eksportir, sementara saham-saham terkait Tiongkok terseret turun oleh data yang menunjukkan pelambatan lebih lanjut di ekonomi nomor dua dunia itu.
Pertumbuhan Tiongkok datang di 6,9 persen pada Juli-September, Biro Statistik Nasional (NBS) mengatakan Senin, terburuk sejak awal 2009 pada puncak krisis keuangan global, meskipun masih lebih baik dari perkiraan para analis 6,8 persen dalam survei AFP.
Sebagai pedagang terbesar dunia dalam barang dan pasar raksasa untuk dirinya sendiri, Tiongkok merupakan pendorong utama ekonomi global, dan bursa saham di seluruh dunia telah terpukul dalam beberapa pekan terakhir oleh kekhawatiran atas masa depannya.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo turun 0,88 persen atau 160,57 poin menjadi ditutup pada 18.131,23, sedangkan indeks Topix dari seluruh saham papan utama berakhir turun 0,74 persen atau 11,09 poin menjadi 1.494,75.
"Angka pertumbuhan Tiongkok turun -- tren yang tidak akan berhenti," Hartmut Issel unit manajemen kekayaan UBS AG, mengatakan kepada Bloomberg News.
Pada sore hari, kementerian keuangan Jepang menegaskan bahwa harga telah ditetapkan untuk penawaran umum perdana (IPO) Japan Post bulan depan, dengan pemerintah pada jalur untuk menghimpun sekitar 743 miliar yen (6,2 miliar dolar AS) dari penjualan saham di unit perbankan dan asuransi perusahaan-perusahaan besar, menurut perhitungan oleh Bloomberg.
Di pasar uang, dolar merosot menjadi 119,30 yen dari 119,49 yen pada Jumat di New York. Dolar sempat jatuh ke serendah 119,16 yen pada Senin.
Penguatan terbaru yen memukul produsen mobil, yang rentan terhadap mata uang kuat karena membuat mereka kurang kompetitif di luar negeri dan menyusutkan nilai keuntungan ketika dipulangkan.
Toyota jatuh 0,59 persen menjadi 7.356 yen, Nissan turun 1,15 persen menjadi 1.196 yen dan pembuat Subaru Fuji Heavy Industries kehilangan 1,05 persen menjadi 4.493 yen.
Mazda jatuh 2,75 persen menjadi 2.256 yen setelah perusahaan mengatakan pada pekan lalu pihaknya akan menarik hampir satu juta kendaraan untuk memperbaiki potensi kerusakan sistem pengapian.
Produsen robot industri Fanuc, kelas berat pasar yang memiliki hubungan kuat dengan Tiongkok, kehilangan 2,86 persen menjadi 19.160 yen.
Tetapi Tokyo Electric Power melonjak 3,44 persen menjadi 871 yen, setelah harian bisnis terkemuka Nikkei mengatakan operator pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang dilanda tsunami itu akan mulai menjual obligasi pada tahun depan karena situasi keuangan membaik, demikian AFP melaporkan.
(A026/A011)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015