Kuala Pembuang, Kalteng (ANTARA News) - Ratusan petani tambak ikan dan udang di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah merugi akibat kekeringan selama musim kemarau melanda wilayah tersebut.
"Banyak petani tambak yang rugi setelah benih ikan dan udang yang ditebar mati akibat lahan tambaknya mengering," kata Dwi (48), salah satu petani tambak di Kuala Pembuang, Senin.
Ia mengatakan, dalam kondisi normal, petani tambak khususnya untuk ikan bandeng dapat meraih keuntungan hingga Rp4 juta per bulan dari tambak dengan ukuran empat sampai enam hektar yang mereka kelola.
"Namun, sejak terjadinya kekeringan, petani tambak menjadi tidak punya penghasilan, bahkan tidak sedikit petani tambak yang harus mencari pinjaman uang untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari," katanya.
Ia menambahkan, hampir setiap tahun, kekeringan akibat musim kemarau selalu saja menjadi petaka bagi petani tambak di Seruyan, karena selama ini petani tambak hanya mengandalkan air pasang untuk mengairi lahan tambaknya.
"Selain itu, kita juga hanya berharap dari hujan untuk mengairi lahan tambak, selebihnya kita tidak dapat berbuat apa-apa lagi," katanya.
Menurutnya, selama kekeringan melanda, banyak petani tambak yang hanya mengisi waktu luangnya untuk membersihkan lahan tambak yang mengering, dan sebagian lagi ada pula yang mencoba bercocok tanam di sisi-sisi lahan tambak. (Baca juga : KKP kembangkan pengolahan limbah tambak udang superintensif)
"Ada yang taman lombok, ada pula yang kegiatannya hanya membersihkan lahan tambak sehingga ketika air pasang mengisi lahan tambak, maka benih bisa langsung ditabur," katanya.
Pewarta: Fahrian Adriannoor
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015