Beijing (ANTARA News) - Presiden kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri, menyatakan diri siap menjadi jembatan bagi proses bersatunya kembali (reunifikasi) dua Korea.


Dia adalah putri tertua Bung Karno, yang bersahabat dengan Kim Il-sung, kakek dari Pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong-un. Kedua Korea juga membuka kedutaan besar di Jakarta, sebagaimana Indonesia membuka kedutaan besar di kedua Korea.


Pada sisi lain, Korea Selatan kini dipimpin seorang perempuan, Park Geun-hye, sebagai presidennya.

"Ini tidak mudah. Tetapi sejarah panjang hubungan Indonesia dan Korea Utara, Indonesia dan Korea Selatan, akan mampu menjadi jembatan yang positif untuk menyatukan dua Korea," katanya, di Beijing.

Komitmen menjadi jembatan bagi proses reunifikasi Korea tersebut, ditegaskan Megawati dalam pidato akademisnya terkait gelar doktor honoris causa dari yang diberikan Korean Maritime and Ocean University di Busan, Korea Selatan, Senin.

Dalam makalah akademisnya bertajuk Civilized Political Path For The People's Welfare and Indonesia Active Role in Promoting The World's Brotherhood, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan tersebut, mengatakan, "Jika tugas memanggil, maka saya siap untuk melayani sebagai jembatan, membuka jalan bagi solusi damai untuk konflik Korea yang telah berjalan cukup lama,".

Megawati mengatakan sebagai bagian dari masyarakat dunia, maka Indonesia memiliki peran untuk ikut menjaga serta memeilihara perdamaian dunia, dan komitmen tersebut sudah tertuang dalam konstitusi Indonesia.

Sejarah telah membuktikan bagaimana komitmen Indonesia untuk mewujudkan serta memelihara perdamaian itu dijalankan dengan sungguh-sungguh. "Indonesia bersama-sama negara perintis lainnya seperti Mynamar, Pakistan, Sri Lanka dan India menggagas penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika pada 1955.

Konferensi Asia Afrika pada 1955 telah berhasil mendorong solidaritas diantara negara-negara di seluruh Asia dan Afrika. Solidaritas bahwa kemerdekaan adalah hak dasar semua bangsa.

"Karenanya saya berharap reunifikasi dua Korea dapat segera diwujdukan, berdasar rasa saling menghormati, saling menghargai. Terkait itu, harus ada kemauan, komitmen yang keras dari dua pihak untuk bersatu, berdasar rasa kemanusiaan untuk memulai kembali dialog," kata Megawati.

Ia menekankan proses reunifikasi harus dirintis dan dikembangkan tanpa campur tangan pihak luar sehingga benar-benar didasaran atas kemauan kedua Korea atas dasar rasa saling menghormati dan menghargai.

"Saya pribadi, dengan segenap hati saya, sangat berharap perdamaian dapat segera diwujudkan di semenanjung ini. Dan saya siap, jika tugas memanggil, sebagai jembatan untuk menanamkan rasa percaya kedua negara, membuka jalan solusi damai bagi konflik yang telah berlangsung lama ini," kata Megawati.

"Perdamaian di Semenanjung Korea, antara Korea Selatan dan Korea Utara tidak saja harapan saya pribadi, melainkan juga harapan Indonesia sebagai negara sahabat," ucapnya.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015