"Selama ini produk mereka hanya dikirim ke Jakarta sebelum diekspor," kata Kepala Balai Karantina Kemtan Kelas 1 Palembang drh Arinaung Siregar di Palembang, Minggu.
Produk yang dijual kepada pengepul di Jakarta dalam satu tahun mencapai 65 ton, namun yang diekspor langsung hanya dalam hitungan kilogram.
Ekspornya pun, lanjut Arinaung, tidak langsung ke Tiongkok, melainkan harus melalui eksportir di Singapura dan Malaysia.
"Nah yang kami upayakan adalah mereka bisa ekspor langsung ke Tiongkok," ujarnya di sela-sela peringatan Hari Pangan se-Dunia di kompleks Jaka Baring Sport Center itu.
Balai Karantina, jelas Arinaung, akan memberikan pelatihan dan pemahaman kepada para pengusaha sarang walet di Sumsel.
"Tiongkok mengeluarkan standar mutu sarang walet yang cukup ketat. Tapi saya yakin para pengusaha walet lokal bisa memenuhinya," katanya.
Dalam satu tahun terakhir, Balai Karantina Palembang telah melakukan pemeriksaan sebanyak 1.542 kali terhadap 65 ton sarang walet.
Selain itu, 1.400 kali terhadap 5,8 juta ekor ayam, 320 kali terhadap 9.300 ekor kambing, dan sejumlah jenis tanaman pangan.
"Selain melalukan pemeriksaan, kami juga mendorong akselerasi ekspor pangan," kata Arinaung.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015