Direktur RSUD Curup, Tanjilul Azhari, saat dihubungi, Minggu, menjelaskan alat cuci darah yang mereka miliki saat sebanyak 15 unit, namun dari jumlah itu tiga unit tidak berfungsi karena rusak.
"Jumlah alat yang kita punyai tidak sebanding dengan jumlah pasien gagal ginjal yang ditangani RSUD Curup," katanya.
Beban kerja alat cuci darah di sana memang tinggi. "Banyak yang beroperasi sampai tiga kali sehari, padahal idealnya hanya difungsikan dua kali sehari," kata dia.
Jumlah pasien gagal ginjal yang akan melakukan cuci darah di RSUD Curup tambah dia, setiap bulan mencapai 600 orang, sementara alat cuci darah yang tersedia cuma 12 unit saja.
RSUD Curup sudah menjadi rumah sakit rujukan regional di Provinsi Bengkulu dan juga melayani pasien dari Kepahiang, Lebong, serta dari Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan.
Untuk bisa melayani 600-an pasien sebulan, setidaknya mereka memiliki 20 unit mesin pencuci darah.
Untuk bisa melayani 600-an pasien sebulan, setidaknya mereka memiliki 20 unit mesin pencuci darah.
Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015