Meski pun harus kesulitan mendapatkan air bersih karena kemarau ini, tetap jangan menggunakan air sungai, berusahalah mencari yang aman dan sehat untuk dikosumsi,"

Banjarmasin (ANTARA News) - Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin Hamdi menyatakan, masyarakat di daerahnya jangan sampai menggunakan air sungai untuk kebutuhan kosumsi, karena sudah tidak layak.

Menurut dia di Banjarmasin, Minggu, air sungai di daerahnya sudah semuanya terasa sangat asin dan juga mengandung bakteri E.Coli, hingga bahaya diolah untuk dikosumsi.

"Meski pun harus kesulitan mendapatkan air bersih karena kemarau ini, tetap jangan menggunakan air sungai, berusahalah mencari yang aman dan sehat untuk dikosumsi," tuturnya.

Diutarakan Hamdi, air sungai yang memiliki keasinan hingga 8.000 PPM, yang artinya sudah sangat gawat, sebab ini sudah sangat jauh dari baku mutu bisa diolah untuk kosumsi sebagaimana ditetapkan kementerian kesehatan.

"Sedangkan Permenkes itukan hanya membatasi sampai 2.500 PPM, artinya sangat tidak dianjurkan untuk dikosumsi, meski sudah dimasak," paparnya.

Menurut dia, terjadinya musim kemarau panjang ini membuat intrusi atau masuknya air laut kesungai tidak bisa terbendungkan, hingga keanak-anak sungai yang berhubungan dengan Sungai Martapura.

"Jadi rasa air sungai di daerah kita saat ini asin, agak kelat, meski sudah diolah dengan cara modern dilakukan PDAM tetap rasanya tidak sebagaimana mestinya," ujar Hamdi.

Menurut dia, air yang didistribusikan PDAM Bandarmasih, Banjarmasin pun saat ini terasa berbeda, yakni, agak berlemak, ini ada pengaruhnya dengan kasinan air sungai sebagai bahan bakunya.

"Tapi kita tidak bisa menyalahkan PDAM juga, sebab tidak ada yang bisa diolahnya lagi, daripada ribut ketiadaan air untuk kebutuhan sehari-hari," paparnya.

Secara pribadi, Hamdi mengaku, sementara ini tidak bisa menggunakan air dari pengolahan di Sungai Martapura, karena menurut dia masih diragukan kesehatannya.

"Terpaksa kalau mau minum air kopi atau teh, saya menggunakan air kemasan untuk dimasak, untuk meyakinkan keamanannya saja," ujarnya.

Pewarta: Sukarli
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015