Berdasarkan citra satelit Himawari, sebaran kabut asap meluas lagi hingga negara tetangga yakni Singapura dan MalaysiaJakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebaran kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan meluas hingga negara Singapura dan juga Malaysia.
"Berdasarkan citra satelit Himawari, sebaran kabut asap meluas lagi hingga negara tetangga yakni Singapura dan Malaysia," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Minggu.
Meski demikian, kata dia, kepekatan kabut asap hingga negara tetangga tersebut bersifat sedang.
Sementara itu, kata dia, hampir seluruh wilayah di Kalimantan pada saat ini tengah terkepung kabut asap.
"Kondisi kabut asap yang demikian juga telah menyebabkan jarak pandang berkurang," katanya.
Jarak pandang di sejumlah wilayah di Sumatera, tambah dia, juga berkurang akibat kabut asap.
"Pada pukul 10 WIB, jarak pandang di Pekanbaru 800 meter, Kerinci 100 meter, Jambi 500 mater, Palembang lima kilometer, Pontianak 1,8 kilo meter, Sintang 600 meter, Palangkaraya 800 meter, Muara Teweh 100 meter dan Tarakan 500 meter.
Dia menambahkan, pada saat ini kualitas udara di Pekanbaru adalah masuk dalam kategori tidak sehat, Jambi kategori berbahaya, Palembang kategori sangat tidak sehat, Pontianak kategori sangat tidak sehat dan Palangkaraya kategori berbahaya.
Dia menambahkan, pada saat ini pemerintah terus melakukan upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan baik melalui operasi udara maupun operasi darat.
Sejumlah instansi terkait, kata Sutopo, juga terlibat langsung dalam operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan.
"personel gabungan TNI, Polri dan lainnya juga telah dikerahkan dalam operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Bantuan asing, kata dia, juga terus berdatangan untuk membantu operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.
"Bantuan diantaranya berasal dari Malaysia, Singapura dan Australia, dan pada saat ini bantuan tersebut telah tiba di Tanah Air," katanya.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015