Jakarta (ANTARA News) - Aktor Arifin Putra berpendapat kecintaan pada Tanah Air tak bisa dipaksakan dan hanya bisa datang dengan sendirinya.
"Itu hanya bisa datang kalau pemerintah memberikan kesan pada warganya bahwa mereka benar dijaga dan dilayani oleh pemerintah," kata Arifin dalam surel pada Antara News.
Menurut Arifin, negara masih punya banyak pekerjaan rumah untuk memastikan warga merasa aman, seperti kabut asap di Riau, kecelakaan pesawat yang terus-menerus, serta intimidasi terhadap agama minoritas tertentu. Itulah sebabnya pria bernama lengkap Putra Arifin Scheunemann itu menilai negara sebaiknya fokus mengerjakan kewajiban menjaga masyarakat sebelum membuat program bela negara.
Menurut aktor berdarah Indonesia-Jerman itu, setiap warga negara bisa membela negara sesuai kemampuan masing-masing dengan cara yang berbeda-beda. "Bela negara itu sangat luas maknanya," ujar pria 28 tahun itu.
Sebagai aktor, dia melakukan tugasnya untuk memberi hiburan yang mendidik serta memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia.
Bila ada kesempatan mengikuti pelatihan fisik dan psikis di markas tentara selama satu bulan, seperti yang disebutkan Direktur Bela Negara Ditjen Pothan Laksamana Pertama M Faizal beberapa waktu lalu, Arifin mengaku tidak tertarik untuk berpartisipasi.
Apalagi bila belum jelas apa tujuan dan manfaatnya untuk negara serta masyarakat. "Saya tidak melihat itu efektif kalau saya cuma dilatih selama sebulan, apalagi saya baca lebih banyak akan ditanamkan ideologi kecintaan terhadap negara, ketimbang latihan fisik," papar pemeran "The Raid 2: Berandal" dan "Supernova: Kesatria, Putri & Bintang Jatuh".
Dia berpendapat lebih baik fokus pada pelatihan fisik yang bertujuan melindungi negara dari serangan luar. Sedangkan ancaman ideologi merupakan tugas pemerintah yang harus memperbaikinya dari dalam.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015