Palu (ANTARA News) - Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu, Sulawesi Tengah, sejak pukul 07.00 hingga 11.30 WITA diselimuti asap pekat dari kebakaran hutan dan lahan di Pulau Kalimantan dan Sulawesi.
"Ada dua pesawat tidak bisa mendarat dan terpaksa berubah arah balik ke Bandara Hasanuddin Makassar," kata Made Joniarta, salah seorang petugas menara kontrol Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu, Sabtu.
Ia menjelaskan pesawat yang batal mendarat dan kembali balik lagi ke Makassar adalah Garuda Indonesia dan Lion Air.
Sebenernya,kata dia kedua pesawat reguler tujuan Palu itu sudah berada diatas wilayah Donggala (Sulteng).
Namun, karena jarak pandang hanya sekitar 1.000 meter, maka kedua pesawat tersebut memutuskan untuk kembali mendarat di Bandara Hasanuddin Makassar.
Made mengatakan pesawat Garuda Indonesia 608 dari Makassar tujuan Palu seharusnya mendarat di Bandara Mutiara pada pukul 9.00WITA. Pesawat yang sudah berada di wilayah Donggala sekitar pukul 09.30WITA terpaksa kembali lagi ke Makassar.
Begitu pula pesawat Lion Air sudah masuk wilayah Donggala pada pukul 8.30WITA, tetapi juga harus balik ke Makassar sekitar pukul 8.35 WITA.
Menurut Made, sangat beresiko tinggi, jika kedua pesawat harus memaksakan diri untuk mendarat dengan jarak pandang hanya 1.000 meter.
Karena normalnya jarak pandang bagi pesawat besar yang akan mendarat harus diatas 3.000 meter. Semenrara jarak pandang di Bandara Mutiara Sis Al Jufri hingga kini masih 1.000 meter.
Pendeta Gerry Hambuako membenarkan, seorang keluarganya dari Jakarta tujuan Palu sejak Jumat malam (16/10) masih tertahan di Makassar.
Sampai sekarang ini, pak Bonaparte, keluarga kami masih tertahan di Bandara Hasanuddin Palu karena pesawat Garuda Indonesia yang seharusnya sudah tiba di Palu pada pukul 09.00WITA terpaksa kembali lagi mendarat di Bandara Hasanuddin Makassar karena terhalang kabut asap tebal yang menyelimuti wilayah Kota Palu dan sekitarnya.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015