Hari ini kondisi cuaca di Musirawas diperkirakan hujan ringan sedangkan 16 daerah lainnya berawan,"

Palembang (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan satu daerah di wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu berpeluang hujan ringan.

"Hari ini kondisi cuaca di Musirawas diperkirakan hujan ringan sedangkan 16 daerah lainnya berawan," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan Indra Purnama di Palembang, Sabtu.

Dia menjelaskan, kota yang diperkirakan hujan ringan itu memiliki suhu udara berkisar 23-33 derajat Celsius, kelembapan udara berkisar 41-96 persen, kecepatan angin sekitar 25 km/jam dengan arah angin daerah ini menuju tenggara.

Sedangkan 16 kota lainnya yakni Palembang, Baturaja, Kayua Agung, Muaraenim, Pali, Lahat, Pangkalanbalai, Sekayu, Martapura, Muaradua, Indralaya, Tebingtinggi, Musirawas Utara, Pagaralam, Lubuklinggau, dan Prabumulih diprakirakan berawan.

Kota yang diprakirakan berawan itu memiliki suhu udara berkisar 22-35 derajat Celsius, kelembapan udaranya berkisar 37-97 persen, kecepatan angin sekitar 25 km/jam dengan arah angin daerah ini sebagian besar menuju tenggara, katanya.

Menurut dia, kondisi cuaca di wilayah Sumsel pada Oktober ini masih belum banyak hujan, padahal sekarang mulai memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Hujan yang mulai mengguyur wilayah provinsi ini diprakirakan akan cukup sering pada pekan pertama November 2015, kata Indra.

Menghadapi kondisi cuaca tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan dan satgas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan berupaya secara maksimal memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang kini asapnya masih cukup tebal menyelimuti Kota palembang dan sejumlah daerah lainnya dengan melakukan operasi darat dan udara secara terpadu.

Wakil Komandan Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel Yulizar Dinoto menjelaskan menghadapi kondisi cuaca panas sekarang ini pihaknya berupaya meningkatkan tindakan tanggap darurat seperti melakukan operasi darat dan udara di daerah yang terdeteksi banyak titik panas, serta mengupayakan hujan buatan (teknologi modifikasi cuaca/TMC), dan menggelar shalat minta hujan.

Jumlah titik panas atau "hotspot" di provinsi ini berfluktuasi dan cenderung meningkat sehingga perlu dilakukan upaya meminimalkan titik panas serta penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang sejak akhir Agustus 2015 hingga kini mengakibatkan bencana kabut asap.

Dalam kondisi cuaca panas dan hujan mulai banyak turun pada bulan depan, pemadaman kebakaran hutan dan lahan dan pencegahan meluasnya atau terjadinya kebakaran pada area baru terus dilakukan oleh tim gabungan

dari dalam dan luar negeri sehingga kabut asap yang telah mengganggu berbagai aktivitas seperti sekolah dan penerbangan serta banyak masyarakat yang terserang penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dapat diminimalkan dan segera hilang, ujar Yulizar.

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015