New York (ANTARA News) - Harga minyak sedikit pulih dari pekan yang buruk pada Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah data menunjukkan penurunan baru dalam eksplorasi minyak AS, menunjukkan produksi lebih rendah yang bisa mengurangi kelebihan pasokan global.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, naik 88 sen menjadi berakhir di 47,26 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, patokan global, menetap pada 50,46 dolar AS per barel di perdagangan London, naik 73 sen dari penutupan Kamis.

Kedua kontrak telah jatuh selama empat hari pertama minggu ini, dan untuk seminggu penuh WTI kehilangan 4,8 persen dan Brent turun 4,2 persen.

"Pasar minyak global bertahan pada keuntungan sedikit moderat pada akhir dari pekan penyesuaian posisi yang telah membantu membalikkan setidaknya beberapa dari kerugian sebelumnya," kata Tim Evans dari Citi Futures.

"Sentimen telah terbukti kuat, dengan setidaknya beberapa bagian dari pasar dengan alasan bahwa bagian terbawah telah terbentuk, dengan surplus fisik yang sedang berlangsung sudah diskon dalam harga."

Dalam tanda "bullish" untuk pasar, hitungan mingguan rig Baker Hughes melaporkan pada Jumat bahwa jumlah rig AS yang beroperasi turun 10 rig atau 1,7 persen pada minggu ini, menandai penurunan minggu ketujuh berturut-turut.

Itu memerkuat prospek produksi minyak mentah AS lebih rendah. Pada Kamis, Departemen Energi AS melaporkan produksi minyaknya turun 76.000 barel menjadi 9,17 juta barel per hari.

Juga ada keberlanjutan obrolan pasar tentang Rusia sedang mempertimbangkan pengurangan produksi.

Bloomberg News melaporkan pada Kamis bahwa Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan Rusia siap untuk membahas rentang harga dan penurunan produksi ketika bertemu dengan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Wina pada Rabu mendatang.

Tetapi analis Commerzbank, Carsten Fritsch, mengatakan hanya ada "sangat sedikit" kemungkinan pertemuan itu akan menghasilkan sesuatu hal yang nyata. Demikian laporan AFP.

(A026)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015