Selain itu, debat publik ini juga merupakan pembelajaran politik bagi warga Ngawi agar tidak salah dalam menentukan hak suaranya,"
Ngawi (ANTARA News) - Komisi Pemilihan Umum Ngawi, Jawa Timur, menggelar debat publik calon bupati dan wakil bupati yang akan maju pada pilkada setempat, Jumat,
Acara yang dimulai pukul 19.30 WIB digelar di Gedung Pertemuan Eka Kapti Ngawi dengan menghadirkan dua pasangan calon, yakni nomor urut 1 Budi Sulistyono alias Kanang-Ony Anwar (OK) dan pasangan calon nomor urut dua Agus Bandono-Adi Susila (ABAS).
"Debat publik ini telah diatur dalam UU Nomor 8 tahun 2015 tebtabg Pilkada dan Peraturan KPU (PKPU) Nomor 7 tahun 2015 tentang Kampanye dan harus disiarkan di media penyiaran secara profesional," ujar Ketua KPU Ngawi, Syamsul Wathoni, dalam sambutannya.
Adapun, debat publik pada kali ini mengusung tema tentang visi dan misi program-program pembangunan yang digagas oleh masing-masing pasangan calon untuk kesejahteraan Kabupaten Ngawi lima tahu mendatang.
Menurut Wathoni, melalui debat publik, masyarakat pemilih tidak hanya tahu tentang profil pasangan calon bupati dan wakil bupati yang akan dipilihnya. Namun, masyarakat juga dapat mengetahui dan mencermati program-program yang diusung pasangan calon sehingga lebih yakin dalam menentukan pilihan saat coblosan 9 Desember mendatang.
"Selain itu, debat publik ini juga merupakan pembelajaran politik bagi warga Ngawi agar tidak salah dalam menentukan hak suaranya," kata dia.
Sementara, pasangan calon OK menyatakan memiliki visi membangun masyarakat Ngawi yang sejahtera, berakhlklak, dan berbasis pembanguan pedesaan yang menjadi barometer Jawa Timur.
Sedangkan misi-misinya di antaranya, mengentaskan kemiskinan dengan peningkatan pelaksanaan program pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan penguatan ekonomi rakyat.
Kemudian, pasangan Abas, memiliki visi pembangunan desa dan perubahan birokrasi untuk menuju pemerintahan yang baik demi kesejahteraan Ngawi.
Pada visi tersebut, pasangan Abas menyoroti masalah peran pemerintah yang bukan satu-satunya pemegang kunci kemajuan, namun juga dilibatkan pihak swasta dan masyarakat di berbagai bidang. Pasangan independen tersebut juga fokus pada pengembangan potensi budaya lokal dan sumber daya manusia yang "melek" teknologi.
Wathoni menambahkan, sesuai aturan, debat publik akan dilakukan maksimal tiga kali. Untuk tahap kedua, debat publik akan digelar pada bulan November mendatang.
Pewarta: Slamet AS/Louis Rika
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015