Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta menargetkan membangun 1.300 sambungan rumah pada 2016 untuk memaksimalkan program "Metropolitan Sanitation Management and Health Project".
"Kota Yogyakarta memperoleh kuota 5.000 sambungan rumah melalui program tersebut. Pada 2015, kami membangun 1.300 sambungan rumah dan akan dilanjutkan 2016," kata Kepala Bidang Permukiman dan Saluran Air Limbah Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Yogyakarta Hendra Tantular di Yogyakarta, Jumat.
Pada 2015, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta membangun sambungan rumah di beberapa wilayah, seperti Wirobrajan, Klitren, dan Demangan.
Selain itu, ada beberapa pekerjaan pembangunan sambungan rumah yang masih dalam proses lelang seperti sambungan rumah yang akan dibangun di Semaki.
Sambungan rumah untuk saluran limbah tersebut, lanjut Hendra, hanya bisa dibangun di wilayah yang sudah memiliki sambungan induk dan saluran lateral sehingga limbah bisa dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Sewon Bantul.
Berdasarkan data, sudah ada sekitar 20,35 persen rumah atau 15.270 sambungan yang dimanfaatkan warga di Kota Yogyakarta. Sambungan rumah itu tersebar di 13 dari total 14 kecamatan di Kota Yogyakarta.
Satu-satunya kecamatan yang belum bisa menggunakan sambungan rumah adalah Kecamatan Kotagede karena belum dilewati saluran induk.
Meskipun tidak dilewati saluran induk, namun Hendra mengatakan warga bisa memanfaatkan pengolahan limbah dengan menggunakan septic tank di tiap rumah.
"Penggunaan septic tank ini tetap harus diawasi karena ada kemungkinan warga tidak membuatnya dengan baik sehingga masih berpotensi mencemari lingkungan," katanya.
Selain memanfaatkan sambungan rumah dan penggunaan "septic tank", Hendra mengatakan, pengolahan limbah rumah tangga bisa dilakukan dengan memaksimalkan fungsi IPAL komunal yang ada di wilayah.
"Ada teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan kapasitas IPAL komunal sehingga bisa digunakan oleh lebih banyak rumah tangga," katanya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015