Jadi, di Asmat itu memang ada hutan yang tidak boleh ditebang sama sekali."

Sentani (ANTARA News) - World Widelife Fund for Nature (WWF), lembaga swadaya masyarakat internasional di bidang konservasi dan penelitian sekaligus restorasi lingkungan, mengupayakan asosiasi pengukir asmat yang disebut Woupits Asmat dapat memperoleh sertifikat hak atas kekayaan intelektual (HAKI).

Communication Campaign and Outreach Coordinator WWF Indonesia-Program Papua, Andhiani M. Kumalasari, di Sentani, Jumat, mengatakan bahwa pihaknya telah berupaya melaksanakan lokakarya untuk pembentukan asosiasi pengukir asmat dan sedang menyiapkan agar mendapat HAKI.

"WWF sedang mempersiapkan laporan tentang bentuk dan motif ukiran asmat sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh sertifikat HAKI," katanya.

Ia mengatakan, WWF bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Asmat untuk pembentukan asosiasi pengukir asmat.

Menurut dia, Woupits merupakan nama dari asosiasi tersebut yang berarti pemahat atau pengukir.

"Asosiasi ini telah dilegalisasi dan memiliki beberapa studio di beberapa Forum Adat Rumpun (FAR) yang digunakan untuk membuat ukiran asmat dan tempat saling bertukar keterampilan antara sesama pengukir, terutama pengukir muda suku asmat," ujarnya.

Ia mengemukakan, di Kabupaten Asmat ada sebuah hutan yang memang tidak bisa ditebang sama sekali oleh masyarakat, karena hutan tersebut merupakan hutan lindung yang yang menjadi bahan baku untuk ukiran atau pahatan tradisional.

"Jadi, di Asmat itu memang ada hutan yang tidak boleh ditebang sama sekali. Itu kita pertahankan agar masyarakat tidak menebang. Itu kita jaga agar ukiran Asmat tetap ada," katanya menambahkan.

Pewarta: Feronike Rumere
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015