PBB, New York (ANTARA News) - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan mengadakan pertemuan khusus pada Jumat untuk membahas kekerasan antara Israel dan Palestina yang menewaskan 39 orang selama dua pekan.
Pertemuan, yang kata para diplomat atas permintaan dari anggota dewan Jordania, akan mencakup pengarahan dari Sekretariat PBB tentang situasi di lapangan dan akan berlangsung pukul 11.00, kata PBB, Kamis.
Para diplomat menyatakan tidak ada resolusi yang direncanakan saat ini, namun ada permintaan agar Dewan mengeluarkan pernyataan yang ditujukan kepada kedua belah pihak untuk menghentikan aksi kekerasan.
"Semua pilihan ada di meja," kata seorang diplomat kepada Reuters.
Sebanyak 32 rakyat Palestina dan tujuh rakyat Israel tewas selama dua pekan pertumpahan darah. Warga Palestina yang tewas termasuk 10 penyerang yang membawa pisau, kata polisi. Sementara anak-anak dan pengunjuk rasa ditembak dalam demonstrasi yang berujung kekerasan.
Kerusuhan, yang paling serius dalam beberapa tahun, telah memicu kemarahan rakyat Palestina. Mereka melihat pelanggaran batas oleh orang Yahudi di kompleks Masjid Yerusalem Al-Aqsa makin tidak terkendali.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric, Selasa, mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan, "penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh pasukan keamanan Israel juga mengganggu dan menuntut penanganan serius karena hanya akan memperburuk situasi yang mengarah pada pertumpahan darah. "
Amerika Serikat, sekutu lama Israel dan pelindung pada 15-negara Dewan Keamanan, menolak keras laporan Dewan agar mengutuk tindakan Israel terhadap Palestina.
Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri John Kirby mengatakan, Israel memiliki hak untuk membela diri, "kami tentu telah melihat beberapa laporan yang oleh banyak orang dianggap sebagai penggunaan kekuatan yang berlebihan. "
Laporan Dewan harus disetujui dengan suara bulat.
(Uu.M038)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015