Jakarta (ANTARA News) - Industri keramik tengah menunggu realisasi penurunan harga gas untuk industri sebagai implementasi paket kebijakan ekonomi tahap tiga, di mana pemerintah akan menurunkan harga energi, termasuk gas dan listrik.
"Kami tunggu kabar baik dari pemerintah, berapa besar turunnya harga gas untuk industri," kata Chief Operating Officer produsen keramik PT Arwana Citramulia Edy Suyanto di Jakarta, Kamis.
Edy berharap, harga gas bisa turun 2-2,5 dollar AS per MMBTU untuk industri, sehingga tidak jauh dari harga gas yang dijual di negara tetangga Thailand.
Menurut Edy, bagi industri keramik, gas merupakan komponen yang sangat penting, karena memenuhi 35 persen terhadap biaya produksi industri keramik.
Dengan penurunan harga gas, lanjut Edy, maka daya saing industri keramik dalam negeri diprediksi akan meningkat, terlebih dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Selain harga gas, Edy juga menyambut baik pemotongan tarif listrik sebesar 35 persen untuk industri, di mana industri keramik menggunakan listrik selama 24 jam.
"Pasti akan membantu. Karena pabrik itu beroperasi tiga shift selama 24 jam. Tapi, sayangnya itu baru berlaku Januari 2015. Kami harap bisa November atau Desember diberlakukan," ujar Edy.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015