Nilai tukar rupiah mengalami depresiasi cukup signifikan karena pengaruh eksternal, sentimen dari dalam negeri yang terbilang cukup positif belum mampu menahan sentimen negatif dari eksternal

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak melemah sebesar 214 poin menjadi Rp13.621 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.407 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah mengalami depresiasi cukup signifikan karena pengaruh eksternal, sentimen dari dalam negeri yang terbilang cukup positif belum mampu menahan sentimen negatif dari eksternal," ujar pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta.

Ia mengemukakan bahwa proyeksi data penggajian non pertanian (non farm payrolls/NFP) Amerika Serikat yang menguat, ditambah data ekonomi Tiongkok seperti data perdagangannya yang kembali mengalami penurunan menjadi faktor negatif nilai tukar domestik.

"Kondisi itu yang mendorong dolar AS berbalik menguat cukup signifikan terhadap mata uang rupiah," ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, faktor teknikal juga menambah pengaruh bagi mata uang dolar AS kembali mengalami penguatan. Pelemahan secara teknikal dinilai wajar mengingat nilai tukar rupiah telah menguat cukup tinggi pada pekan lalu.

Kendati demikian, menurut Rully Nova, potensi mata uang rupiah untuk kembali menguat masih terbuka menyusul paket-paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah dinilai cukup mampu mendorong perekonomian Indonesia ke depan.

"Saat ini investor memang masih wait and see terhadap realisasi dari paket kebijakan ekonomi," ucapnya.

Ia menambahkan bahwa investor juga sedang menanti arah kebijakan Bank Indonesia terkait suku bunga acuan (BI rate) di tengah perlambatan ekonomi domestik serta antisipasi penaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed fund rate).

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (13/10) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.557 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.466 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015