Beijing (ANTARA News) - Aneka hidangan khas Indonesia tersaji dalam acara bazar amal internasional ketujuh bertajuk "Love Knows No Borders" yang diprakarsai oleh Kementerian Luar Negeri Tiongkok akhir pekan lalu.
Para pengunjung mengerumuni stan Indonesia di bazar amal itu, yang menyuguhkan hidangan khas Nusantara seperti nasi goreng, mie goreng, sate ayam bumbu kacang, risoles, donat kampung, dan kue pandan.
Menurut keterangan pers KBRI Beijing, Selasa, selain menyuguhkan makanan stan Indonesia memamerkan aneka produk unggulan mulai dari ornamen hiasan Bali, kain songket nusantara, kerajinan batik, serta macam-macam aksesori.
Acara amal itu digelar untuk menggalang dana bagi kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
"Bazar diselenggarakan untuk mendukung kegiatan pihak-pihak yang peduli dan ingin berkontribusi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat, khususnya yang tinggal di pelosok pedesaan," kata istri Menteri Luar Negeri Tiongkok Qian Wei selaku tuan rumah bazar.
Qian Wei, yang didampingi Menteri Luar Negeri Tiongok Wang Yi, mengatakan sejak pertama digelar tahun 2009, bazar amal sudah mengumpulkan sumbangan 18 juta renminbi untuk mendukung program bantuan sosial dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di berbagai provinsi seperti Gansu, Henan, Hebei dan Guizhou.
"Tahun ini, hasil sumbangan akan didedikasikan bagi guru-guru Sekolah Dasar dan Menengah di Kabupaten Jinping dan Malipo, Provinsi Yunnan," ungkap Qian Wei.
Hampir 100 kedutaan besar asing, kantor perwakilan organisasi internasional, serta perusahaan dan organisasi asing maupun Tiongkok berpartisipasi dalam bazar tahun ini dengan membuka stan-stan khas.
KBRI Beijing setiap tahun berpartisipasi dalam bazar itu. Dalam bazar amal kali ini, KBRI Beijing menyerahkan donasi 25.000 renminbi atau sekitar Rp50 juta kepada panitia penyelenggara.
Selain ikut membantu masyarakat sekitar, KBRI memanfaatkan kegiatan itu untuk memperkenalkan seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat di Tiongkok, utamanya di Beijing.
Pewarta: Rini Utami
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015