Nunukan (ANTARA News) - Kepolisian Sektor Sei Nyamuk Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara menangkap dua warga negara asing asal Malaysia karena masuk RI secara ilegal, pada Senin (12/10).
Kapolsek Sei Nyamuk Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan, Iptu Oman di Nunukan, Selasa, membenarkan penangkapan kedua WNA tersebut karena memasuki wilayah itu tanpa menggunakan dokumen keimigrasian (paspor).
"Benar, anggota (polisi) menangkap dua warga asing karena tidak menggunakan paspor masuk wilayah hukum RI di Pulau Sebatik," terang dia melalui siaran pers kepada Antara.
Ia menguraikan kronologis penangkapan kedua WNA asal Malaysia itu yakni saat tiba di Pelabuhan Sei Nyamuk sekitar pukul 09.30 waktu setempat dengan menggunakan speedboat dari Tawau Negeri Sabah, Malaysia.
Ketika dilakukan pemeriksaan, tidak mampu menunjukkan paspor di wilayah hukum RI sehingga dinyatakan keduanya pendatang asing secara ilegal sehingga diamankan dan dilakukan interogasi di Polsek Sei Nyamuk sebelum diserahkan kepada imigrasi.
Kedua WNA yang dimaksudkan sesuai identifikasi yang dimiliki masing-masing bernama Mohd Zulkifli (25) berstatus santri beralamat Taman Permai Negeri Sembilan dan Nasrul bin Ambo Tuwo (21) juga seorang santri beralamat Taman sri Titingan Tawau.
Berdasarkan hasil interogasi yang dilakukan aparat kepolisian setempat, keduanya berencana melanjutkan perjalanan ke Kota Tarakan, Kalimantan Utara menggunakan speedboat dengan tujuan akhir Negeri Sembilan, Malaysia.
"Jadi keduanya berencana melanjutkan perjalanan ke Kota Tarakan, kemudian menggunakan pesawat menuju Jakarta selanjutnya ke Negeri Sembilan," ujar Oman.
Oman menambahkan, karena kedua WNA ini melanggar keimigrasian maka langsung diserahkan kepada Kantor Imigrasi Nunukan untuk ditindaklanjuti sebagaimana hukum yang berlaku di Indonesia.
Mohd Zulkifli yang berhasil ditemui mengatakan, dirinya bersama rekannya rencananya menuju Negeri Sembilan melalui Pulau Sebatik secara ilegal karena membawa barang melebihi ketentuan yang berlaku di Malaysia.
"Saya hendak pulang ke Semenanjung (Negeri Sembilan) melalui Indonesia karena biaya transportasi lebih murah dibandingkan dari Tawau langsung Negeri Sembilan," sebut dia.
Pewarta: M Rusman
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015