"Orang miskin paling banyak mengonsumsi rokok," kata Zulkifli
Hasan ketika menerima Komnas Pengendalian Tembakau di ruang kerjanya di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.
Menurut Zulkifli, orang miskin rela mengeluarkan uang sekitar Rp15.000 per hari untuk membli rokok, tapi sulit mengeluarkan uang untuk biaya sekolah anaknya.
Pada kesempatan tersebut, Zulkifli menyatakan mendukung perjuangan Komnas Pengendalian Tembakau agar adanya pembatasan konsumsi tembakau atau rokok.
Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) menegaskan, tanpa pajak rokok pun Indonesia dapat membangun.
Ia mencontohkan, Singapura yang melarang secara ketat peredaran rokok tapi pendapatan negaranya tetap besar.
"Keinginan Komnas Pengendalian Tembakau sama dengan keinginan dirinya untuk mengawasi rokok secara ketat," katanya.
Pimpinan Komnas Pengendalian Tembakau menemui Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, karena merasa risau terhadap dua rancangan undang-undang (RUU) yang sedang dibahas di DPR RI, yakni RUU
Kebudayaan dan RUU Tembakau.
Pimpinan Komnas Pengendalian Tembakau, Prijo Sidipratomo menilai kedua RUU itu mengandung pasal-pasal yang dapat membuat bangsa ini kembali ke masa lalu, yakni peredaran rokok yang bebas.
Komnas Pengendalian Rokok mengusulkan agar peredaran rokok di batasi dan diawasi oleh lembaga terkait.
Prijo menjelaskan, Komnas yang dipimpinnya adalah gabungan dari 23 organisasi masyarakat.
Menurut dia, Komnas Pengendalian Tembakau tugasnya mengadvokasi kebijakan terkait tembakau agar bangsa Indonesia dapat menikmati sehat tanpa rokok.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015