... Saat dia panggil Habibie, semuanya nengok, tapi Kapten bilang, yang dimaksud Habibie adalah saya...Jakarta (ANTARA News) - Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang dikenal luas sebagai BJ Habibie pada awalnya lebih sering disapa dengan nama Rudy oleh keluarga dan kawan-kawannya.
"Saat usia tiga tahun saya sudah pandai baca Quran karena sejak kecil sudah dibacakan ayat-ayat Quran oleh ayah saya," kisah Habibie di sela-sela acara peluncuran buku biografinya, Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner, yang digelar di rumahnya, di Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Senin.
Tempat di dalam rumahnya yang dijadikan lokasi peluncuran buku itu juga istimewa, Perpustakaan Habibie Ainun. Dia sangat mencintai almarhumah istrinya, Hasri Ainun.
"Melihat saya mulai bisa baca Quran orangtua saya memanggilkan guru mengaji untuk mengajari saya, kakak dan adik saya, kami memanggilnya Kapten Arab," kata presiden ketiga Indonesia itu.
Kapten Arab itulah yang kemudian sering memanggilnya dengan sebutan Habibie. "Saat dia panggil Habibie, semuanya nengok, tapi Kapten bilang, yang dimaksud Habibie adalah saya."
Perjalanan Rudy menjadi Habibie, tertuang dalam buku biografi yang ditulis Gina S Noer, Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner.
Termasuk kisah mengharukan saat Rudy yang masih remaja dan baru 40 hari ditinggal ayahnya meninggal, terpaksa dikirim ibunya menyeberang ke Pulau Jawa dari Pare-Pare demi melanjutkan studi.
Rudy yang saat itu 13 tahun mengaku sangat memahami pilihan ibunya untuk mengirimnya berlayar tiga hari tiga malam jauh dari keluarga.
"Saat itu Ibu mengatakan; saya tidak mudah melepasmu sendiri tapi saya harus melaksanakan agar kamu selalu nomor satu dan selalu menjadi panutan, kamu harus laksanakan tugasmu," kata Habibie dengan mata berkaca-kaca.
Berkat ketegaran ibunya itulah, Rudy akhirnya bisa menjelma menjadi Habibie yang dikenal seperti saat ini.
Kapten Arab itulah yang kemudian sering memanggilnya dengan sebutan Habibie. "Saat dia panggil Habibie, semuanya nengok, tapi Kapten bilang, yang dimaksud Habibie adalah saya."
Perjalanan Rudy menjadi Habibie, tertuang dalam buku biografi yang ditulis Gina S Noer, Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner.
Termasuk kisah mengharukan saat Rudy yang masih remaja dan baru 40 hari ditinggal ayahnya meninggal, terpaksa dikirim ibunya menyeberang ke Pulau Jawa dari Pare-Pare demi melanjutkan studi.
Rudy yang saat itu 13 tahun mengaku sangat memahami pilihan ibunya untuk mengirimnya berlayar tiga hari tiga malam jauh dari keluarga.
"Saat itu Ibu mengatakan; saya tidak mudah melepasmu sendiri tapi saya harus melaksanakan agar kamu selalu nomor satu dan selalu menjadi panutan, kamu harus laksanakan tugasmu," kata Habibie dengan mata berkaca-kaca.
Berkat ketegaran ibunya itulah, Rudy akhirnya bisa menjelma menjadi Habibie yang dikenal seperti saat ini.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015