Saya dari lahir, cuma butuh tidur empat jam, selebihnya yang 20 jam, pancaindera saya menyerap lingkungan sekitar dan bertanya-tanyaJakarta (ANTARA News) - Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie terkenal akan kejeniusannya dan hari ini dia membeberkan rahasia menjadi pintar seperti dirinya pada peluncuran biografi-nya "Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner" di Perpustakaan Habibie Ainun di kediamannya, Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan, Senin.
"Saya dari lahir, cuma butuh tidur empat jam, selebihnya yang 20 jam, pancaindera saya menyerap lingkungan sekitar dan bertanya-tanya. Mungkin karena pancaindera saya sangat aktif itulah saat kecil saya sudah mulai bertanya-tanya dan kalau tidak bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan saya menangis," kata Habibie.
Sejak bayi, kata Habibie, ayahnya sering membacakan satu hingga dua juz Alquran untuk menenangkannya.
"Mendengar ayah saya baca Quran saya diam, tapi saya rasa saya diam bukan karena mengerti bahwa itu ayat suci tapi indera pendengaran saya bertanya-tanya suara apa itu. Lalu kakak saya cerita, sejak usia tiga tahun saya sudah pandai baca Quran," kata Habibie.
Selain itu, rahasia menjadi orang pintar versi Habibie adalah selalu berserah diri kepada Tuhan dan menggantungkan cita-cita setinggi langit.
"Saya tidak pernah bermimpi karena kalau mimpi biasanya ya cuma berakhir jadi mimpi-mimpi aja dan tidak bangun-bangun. Saya lebih memilih bercita-cita," kata dia.
Buku biografi Rudy yang diterbitkan Bentang Pustaka ditulis oleh penulis skenario Gina S. Noer yang pernah mengadaptasi buku karangan Habibie, "Habibie & Ainun", ke dalam layar lebar.
Berkisah seputar perjalanan Rudy menjadi B.J. Habibie, buku ini diharapkan Habibie bisa mengilhami generasi muda Indoneia untuk terus maju mengharumkan Indonesia Raya seperti yang dilakukannya.
"Saya optimistis tentang masa depan Indonesia karena pemudanya mau menjadi pintar dan mau belajar. Mari kita beri kesempatan mereka, asuh mereka sebaiknya," kata Habibie yang kini berusia 79 tahun.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015