Padang (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ketaping, Sumatera Barat (Sumbar) menyatakan meski Padang sempat diguyur hujan pada Minggu, 11 Oktober 2015 udara di kota itu pada Senin masih tetap diselimuti kabut asap.
"Jarak pandang masih terbatas hanya 2.000 meter sama dengan hari sebelumnya," kata analis cuaca BMKG Ketaping, Jeni Andrean saat dikonfirmasi di Padang, Senin.
Menurut dia hujan yang mengguyur kota Padang sehari sebelumnya hanya mampu mengurangi kabut asap pada hari itu, setelah itu karena bersifat kiriman kabut kembali datang.
Selama sumber api belum padam, maka asap akan terus ada apalagi saat ini angin berembus dari selatan ke tenggara, kata dia.
Sementara pada hari ini BMKG memperkirakan terdapat peluang hujan dengan intensitas ringan dan sedang terutama pada daerah pesisir Sumbar pada sore hari.
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Rosnini Savitri mengimbau masyarakat menggunakan penutup hidung dan mulut berupa masker disposable (masker kesehatan sekali pakai) agar terhindar dari gangguan pernapasan akibat kabut asap .
"Warga sebaiknya menggunakan masker disposable berwarna hijau-putih yang biasa dijual di apotek. Masker ini sudah dilengkapi dengan kawat yang dapat melekatkan ke hidung dan penyaring debu," kata dia.
Ia mengatakan penggunaan masker disposable lebih disarankan dibanding jenis lain karena terdiri dari tiga lapisan yang dapat meminimalisir terhirupnya molekul debu.
Pergerakan Islam Mahasiswa Indonesi (PMII) Kota Padang meminta pemerintah mengerahkan semua elemen negara untuk menanggulangi pembakaran lahan dan hutan yang telah menimbulkan kabut asap pada sejumlah wilayah di Sumatera.
"Hingga hari ini bencana asap masih terjadi, kami minta pemerintah serius menanggulanginya," kata Ketua PMII Kota Padang Aldi Putra. Menurut dia bencana asap sudah dapat dikategorikan kejahatan luar biasa karena membuat banyak orang menjadi korban .
"Perlu ada usaha yang tepat dan bijak agar ini tidak terus berulang," ujar dia.
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015