Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mengecam ledakan bom di Ankara, Turki, pada 10 Oktober 2015 yang telah menewaskan 95 orang dan melukai lebih dari 200 orang lainnya, menurut keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri, yang diterima di Jakarta, Minggu.

Pemerintah Indonesia juga menyampaikan rasa simpati dan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Turki, khususnya kepada keluarga korban.


Pemerintahan Perdana Menteri Turki, Tayyip Erdogan, mendapat ungkapan simpati dan belasungkawa dari banyak pemimpin dunia.


Sebelumnya, dua ledakan bom terjadi di ibukota Turki, Ankara, yang menyasar para pegiat dalam aksi damai yang digelar kelompok kiri dan oposisi pendukung Kurdi.


Jenazah para pegiat itu bergelimpangan di jalan setelah ledakan di Ankara. Spanduk-spanduk yang dibawa tergeletak di samping mereka.

Setelah ledakan tersebut, situasi di lokasi kejadian kacau, sementara ambulans mencari korban cidera dan polisi menutup kawasan itu.

Laporan awal menyebutkan hanya ada satu ledakan, namun media Turki menyebutkan ada dua ledakan terpisah dalam selang waktu pendek.

Seorang pejabat pemerintah Turki mengatakan bahwa pihak berwajib menduga serangan itu ada kaitannya dengan teroris, namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut.


Setelah ledakan tersebut, situasi di lokasi kejadian kacau, sementara ambulans mencari korban cidera dan polisi menutup kawasan itu.

Laporan awal menyebutkan hanya ada satu ledakan, namun media Turki menyebutkan ada dua ledakan terpisah dalam selang waktu pendek.

Seorang pejabat pemerintah Turki mengatakan bahwa pihak berwajib menduga serangan itu ada kaitannya dengan teroris, namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut.

Serangan berdarah itu terjadi ketika Turki tengah bersiap menjelang Pemilu pada 1 November dan gelombang kerusuhan terus melanda sejak beberapa bulan terakhir.

Pada sisi lain, berdasarkan hasil koordinasi dengan perwakilan Indonesia di Ankara, sampai saat ini tidak terdapat informasi mengenai ada korban warga negara Indonesia dalam insiden ledakan bom itu.

Kedutaan Besar Indonesia di Ankara juga akan terus berkoordinasi dengan otoritas Turki, untuk mengetahui perkembangan dan proses identifikasi korban.

Perwakilan Indonesia di Turki juga mengimbau seluruh WNI di Turki berhati-hati saat bepergian, khususnya pada tempat terbuka yang kemungkinan dapat menjadi target ledakan bom.

Salah satu bentik layanan dan perlindungan kepada WNI di Turki, mereka membuka sambungan langsung telefon di nomor +905321352298.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015