Yogyakarta (ANTARA News) - Warga Kota Yogyakarta mulai diimbau untuk mewaspadai sejumlah bencana yang berpotensi terjadi pada masa pancaroba atau peralihan musim kemarau ke musim hujan.
"Musim kemarau tahun ini berlangsung cukup lama sehingga dimungkinkan akan ada banyak bencana yang berpotensi terjadi saat pancaroba, khususnya angin puting beliung," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Imam Priyono di sela simulasi tanggap bencana di Kampung Karangwaru Lor Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, sejumlah lokasi di Kota Yogyakarta yang berpotensi diterjang angin kencang saat musim pancaroba di antaranya adalah di kawasan Semaki dan di sekitar Jembatan Lempuyangan.
Sejumlah persiapan yang bisa dilakukan masyarakat guna mengantisipasi bencana yang berpotensi terjadi saat pancaroba di antaranya adalah mengecek kondisi pohon dan memangkasnya apabila diketahui sudah terlalu rindang atau rapuh.
Imam mengatakan, akan segera meminta Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta berkoordinasi mengintensifkan pengecekan dan pemangkasan pohon yang sudah tua atau rapuh.
"Pohon dengan tajuk cukup rindang atau pohon yang sudah tua, rawan tumbang saat ada angin kencang. Pengecekan sudah rutin dilakukan, namun perlu diintensifkan lagi," katanya.
Selain itu, Imam juga meminta masyarakat untuk mengecek kondisi kabel listrik agar tidak menjadi pemicu kebakaran saat musim hujan.
"Musim kemarau yang sangat panas seperti sekarang bisa membuat kabel listrik cepat rusak. Segera cek instalasinya dan menggantinya dengan yang baru apabila ada yang sudah rusak," katanya.
Ia menegaskan, kemandirian masyarakat dalam menghadapi bencana harus terus ditingkatkan sehingga warga bisa melakukan penanggulangan secara mandiri meskipun pemerintah juga memiliki kewajiban dalam penanggulangan bencana.
"Warga yang sudah mulai melakukan persiapan menghadapi bencana di antaranya adalah warga di bantaran Sungai Code khususnya di Suryatmajan yang sudah meninggikan rumahnya agar tidak terkena banjir," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Agus Winarto mengatakan, sampai saat ini sudah ada 55 kampung tangguh bencana (KTB) dari total 162 kampung di wilayah tersebut.
Setiap kampung difasilitasi dengan pelatihan dan pemenuhan peralatan penanggulangan bencana.
"Pelatihan akan dilanjutkan secara rutin dengan materi-materi yang lebih khusus di antaranya tentang komunikasi kebencanaan, atau penanggulangan kegawatdaruratan," katanya.
Sementara itu, simulasi di Karangwaru Lor dilakukan sebagai upaya rintisan KTB di wilayah tersebut. Di dalam simulasi tersebut, warga dilatih untuk menghadapi bahaya banjir dan kebakaran.
"Potensi bencana di kampung ini adalah banjir karena ada Sungai Buntung yang membelah kampung tersebut," kata Koordinator Rintisan KTB Karangwaru Lor Subandono.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015