Paris (ANTARA News) - Presiden UEFA yang terkena skors Michel Platini mengajukan banding terhadap FIFA terkait skors 90 harinya dari sepak bola pada Sabtu, ketika badan sepak bola Prancis mengatakan pihaknya akan mendukungnya jika ia mengajukan kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Pria asal Prancis itu, yang berharap dapat menggantikan Sepp Blatter sebagai presiden FIFA pada pemilihan yang akan berlangsung pada Februari, diskors pada Kamis bersama Blatter oleh komite etik independen FIFA.
Keduanya membantah telah melakukan kesalahan, namun skors terhadap dua sosok pemimpin terkuat di dunia sepak bola telah membuat FIFA terjerumus semakin dalam ke dalam skandal, ketika otoritas-otoritas AS dan Swiss menyelidiki tudingan-tudingan korupsi.
Juru bicara Platini mengonfirmasi bahwa ia secara formal mengajukan banding terhadap skors itu, sedangkan konfederasi sepak bola Amerika Selatan menyebut tindakan skors itu "tidak proporsional" dan "tidak tepat waktu."
Sementara itu, Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) mengatakan pihaknya akan mendukung Platini jika ia membawa masalah ini ke CAS yang bermarkas di Lausanne, seandainya komite banding FIFA menolak bandingnya.
CAS merupakan badan yudisial yang menyelesaikan perselisihan-perselisihan di olahraga, lebih sering mereka menangani perselisihan antara individual dengan badan-badan disiplin.
"FFF mengadopsi prinsip banding jika keputusan komite banding FIFA tidak memihak Platini," kata juru bicara federasi kepada Reuters.
Federasi mengharapkan komite banding FIFA dapat memberi keputusan mengenai masalah ini dalam waktu delapan hari.
Penundaan pemilihan?
Komite etik FIFA melakukan penyelidikan menyusul laporan-laporan terkait pembayaran senilai dua juta franc Swiss dari FIFA kepada Platini pada 2011, sembilan tahun setelah ia menyelesaikan pekerjaan untuk Blatter sebagai penasehat.
Jaksa Agung Swiss mengatakan pada 25 September bahwa pihaknya membuka investigasi kriminal terhadap Blatter terkait pembayaran dan kesepakatan hak televisi Karibia. Platini dinyatakan sebagai "antara saksi dan tertuduh" dalam kasus pembayaran itu, kata Jaksa Agung.
FIFA diagendakan mengadakan pemilihan pada 26 Februari untuk mencari pengganti Blatter. Komite pemilihan FIFA akan memutuskan siapa yang akan diterima sebagai kandidat-kandidat setelah tenggat waktu untuk nominasi pada 26 Oktober.
Tenggat waktu itu dapat menimbulkan masalah bagi Platini jika ia masih menjalani skors sementara, sebab ia akan kesulitan melewati uji integritas.
Pada Jumat, FIFA mengumumkan pihaknya akan mengadakan pertemuan luar biasa Komite Eksekutif pada 20 Oktober, setelah tekanan dari sejumlah asosiasi UEFA termasuk FA Inggris.
Penundaan pemilihan, yang akan membantu Platini mendapatkan waktu untuk melakukan banding, kemungkinan besar menjadi salah satu agenda pada pertemuan itu.
Dua sumber yang mengetahui situasi di dalam, berbicara dengan status anonim, mengatakan keada Reuters pada Jumat bahwa FIFA mempertimbangkan penundaan pemilihan. Juru bicara FIFA mengatakan "untuk saat ini, jadwalnya seperti itu."
Konfederasi sepak bola Amerika Selatan CONMEBOL mengkritik skors terhadap Platini dan mengatakan bahwa ia merupakan sosok yang tepat untuk memimpin FIFA.
"Tuan Platini tidak dinyatakan bersalah dalam tuduhan apapun, dan skors sementara ini memberi risiko terhadap integritas proses pemilihan untuk presiden FIFA," katanya sebagaimana dilaporkan Reuters.
(H-RF)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015