Sentul, Jawa Barat (ANTARA News) - Sebanyak 87 karyawan PT Bank Negara Indonesia (Persero) tengah menjalani pelatihan bela negara dari Kementerian Pertahanan, di Pusat Perdamaian dan Keamanan Markas Besar TNI, di Sentul, Jawa Barat, selama dua hari.


“Kami senang bahwasanya perbankan nasional kita, dalam hal ini PT BNI, menyambut baik program pemerintah yang bertujuan mempertebal kecintaan Tanah Air bagi kalangan profesional. Semua kalangan kami rangkul sebagai komponen bangsa,” kata Kepala Badan Pendidikan dan Latihan Kementerian Pertahanan, Mayor Jenderal TNI Hartind Asrin, di Sentul, Sabtu.


Bersama Direktur Jaringan dan Layanan PT BNI, Adi Sulistyowati, dia membuka pelatihan bela negara itu.


Asrin menyatakan, pelatihan bela negara dengan PT BNI ini merupakan langkah awal dari program yang akan semakin didorong. “Nanti juga dengan yang lain-lain, di antaranya BUMN-BUMN lain, atau institusi-institusi lain. Muaranya adalah memupuk rasa cinta Tanah Air dan mendorong prestasi anak bangsa setinggi-tingginya.


Dalam upacara pembukaan itu, ke-87 karyawan bank pemerintah —semuanya sudah di tingkat kepala cabang dan setara di lingkungan DKI Jakarta dan sekitarnya— telah mengenakan seragam dan atribut lapangan. Mereka juga telah diberi pembekalan awal tentang teknik baris-berbaris dan tata upacara.


Selama dua hari ini, mereka akan diberi berbagai materi; mulai dari pengejawantahan Pancasila sebagai dasar negara, materi domestik perbankan dan perekonomian nasional, nilai kebersamaan dan pemahaman nasional, hingga pengenalan pada berbagai sistem persenjataan nasional.


"Pengetahuan tentang persenjataan juga penting, karena kami mendapat amanah dari negara mendukung pembiayaan produksi persenjataan nasional dan terkait, juga berbagai proses tentang persenjataan dan hal-hal ini dari berbagai sumber," kata Adi yang akrab disapa Susi itu.


“Kami menganggap penting pelatihan seperti ini bagi karyawan kami, karena sebagai bagian dari negara dan bangsa ini kami harus memberi kontribusi berarti,” kata dia.


Materi yang diberi, kata dia, sangat sesuai dengan keperluan mereka dalam berkiprah secara lebih.


“Misalnya garis komando. TNI dalam hal ini sangat rapi dan jelas; bila pemimpinnya sudah memutuskan sesuatu maka ke bawah pasti sama semua. Ini patut kami contoh dan kembangkan,” kata dia.


Hingga beberapa tahun lalu, kata dia, sejenis program sama selalu diberikan PT BNI kepada calon karyawannya. “Namanya Samapta, yang digelar selama dua pekan. Ada masa dimana hal ini mengendur dan kami ingin ini digelorakan lagi karena kami paham nilai-nilai yang dikandung baik untuk kami dan bangsa ini,” kata dia.


Sebagai insan perbankan, kata dia, karyawan BNI juga diberi nilai dan falsafah kebangsaan dalam perspektif ekonomi nasional. "Karena ekonomi yang kuat sangat kita perlukan dan menjadi salah satu tujuan nasional juga," kata dia.


Secara lebih makro, dia menyatakan, kesiapan pelaku perbankan nasional demi kepentingan bisnis dan nasional sangat diperlukan menyongsong masa mendatang. Dengan menegaskan kembali kesadaran bela negara, “Maka hal itu akan bisa didorong lebih baik lagi.”


Dia memberi analogi tentang yang akan terjadi pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN pasca 2015 nanti, saat ASEAN menjadi masyarakat bersama dengan berbagai dinamika dan peluang yang bisa diraih.


Pada masa itu, Indonesia akan terbuka lebar bagi pebisnis dan profesional mancanegara sebagaimana negara-negara lain ASEAN saling membuka diri. Jika tidak menyiapkan diri secara lebih sungguh-sungguh, Indonesia akan hanya menjadi pasar belaka bagi negara dan produsen barang dan jasa mancanegara.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015