"Asalkan harga satuan laptop itu tidak dibesar-besarkan atau di-mark up, ya boleh-boleh saja anggaran tersebut diajukan," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat.
Selain itu, pria yang lebih akrab disapa Ahok itu juga mengizinkan pengajuan anggaran untuk pembelian laptop tersebut asalkan kinerja seluruh anggota DPRD DKI semakin meningkat.
"Boleh-boleh saja membeli laptop, ya mungkin supaya kerjanya juga jadi lebih rajin. Tidak masalah. Yang penting itu tadi, harga satuannya jangan sampai di-mark up," ujar Ahok.
Meskipun demikian, dia mengaku akan melakukan pengecekan terlebih dahulu secara terperinci mengenai usulan anggaran tersebut. Dia tidak ingin anggaran serupa kerap diajukan setiap tahun.
"Kita cek dulu tahun ini apakah sudah beli laptop atau belum. Kemudian, kita cek juga tahun-tahun sebelumnya. Kan tidak lucu juga kalu setiap tahun beli laptop. Butuh yang seberapa canggih memang?" tutur Ahok.
Dia mengungkapkan pengadaan barang seharusnya selalu disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Oleh karena itu, pengecekan akan dilakukan terlebih dahulu sebelum anggaran itu disetujui.
Seperti diketahui, DPRD DKI Jakarta telah mengajukan anggaran pengadaan laptop dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Sekretariat DPRD tahun 2016. Dalam dokumen RKA 2016 itu, DPRD DKI mengajukan anggaran sebesar Rp1,6 miliar untuk pembelian sebanyak 101 unit laptop.
Pewarta: Cornea Khairany
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015