Oslo, Norwegia (ANTARA News) - Paus Fransiskus dan organisasi aktivis antinuklir dunia menjadi favorit terkuat pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2015 yang akan diumumkan hari ini di Oslo, Norwegia.
Kampanye Internasional untuk Abolisi Senjata Nuklir (ICAN) yang berpusat di Jenewa disebut sebagai calon utama penerima hadiah sebesar 972.000 dolar AS itu oleh stasiun penyiaran Norwegia NRK dan Nobeliana, laman yang dikelola para sejarawan yang mengkhususkan diri pada pelacakan calon penerima penghargaan ini.
NRK mengatakan penentangan Paus Fransiskus terhadap senjata nuklir memperbesar peluangnya menyabet anugerah ini, selain karena telah menjadi penengah dalam kesepakatan damai antara Amerika Serikat dan Kuba, dan juga berkat surat seruan kepusannya mengenai perubahan iklim.
Nobeliana sendiri menunjuk seruan Paus terhadap keadilan sosial.
Kedua organisasi ini juga menyebut Setsuko Thurlow, korban selamat bom atom Hiroshima, sedangkan Nobeliana memilih Sumiteru Taniguchi, korban bom atom Nagasaki.
NRK, yang sering benar dalam memprediksi pemenang Nobel, juga menyebut Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry sebagai calon penerima Nobel karena keduanya berhasil menuntaskan kesepakatan program nuklir Iran.
Tokoh-tokoh besar dunia lainnya yang menjadi calon penerima Nobel Perdamaian 2015 adalah Presiden Kolombia Juan Manuel Santos dan pemimpin pemberontak Marxist Rodrigo Londono, karena keduanya berhasil mengakhiri perang saudara lima dekade di Kolombia.
Kanselir Jerman Angela Merkel, badan pengungsi PBB UNHCR, pendeta Eritrea Mussie Zerai dan wali kota Pulau Lampedusa di Italia, Giusi Nicolini, juga disebut-sebut sebagai calon penerima Nobel, atas kontribusinya dalam krisis pengungsi di Eropa.
Juga dicalonkan adalah pemimpin redaksi koran Rusia Novaya Gazeta, Dmitry Muratov, yang terkenal karena investigasi mereka soal korupsi, dan ginekolog dari Kongo Denis Mukwege yang membantu para korban kekerasan seksual.
Sekitar 273 individu dan organisasi telah dicalonkan sebagai penerima Nobel Perdamaian, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015