... menunjukkan bahwa Paman Sam tidak mengakui pengakuan kewilayahan China di sana...
London (ANTARA News) - Amerika Serikat diperkirakan melayarkan kapal perangnya ke dekat kepulauan buatan China alias Tiongkok di Laut China Selatan dalam dua pekan mendatang.

Menurut laporan media, langkah itu ditempuh Amerika Serikat untuk menunjukkan bahwa Paman Sam tidak mengakui pengakuan kewilayahan China di sana.

Kapal perang akan berlayar di dalam wilayah 12 mil laut, yang dinyatakan China sebagai wilayahnya di sekitar Kepulauan Spratly, tempat negara itu melakukan pembangunan, kata Financial Times dan Navy Times.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chungying, mengatakan dalam jumpa pers berkala, Kamis, China memperhatikan laporan itu dan bahwa China serta Amerika Serikat menggalang komunikasi sangat menyeluruh terkait masalah Laut China Selatan.

"Saya yakin pihak Amerika Serikat sangat mengerti sikap mendasar China menyangkut hal itu," katanya.


"Kami berharap pihak AS dapat melihat situasi saat ini di Laut China Selatan secara obyektif dan adil, dan China yang secara ikhlas memainkan peranan konstruktif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan."

Gedung Putih menolak berkomentar soal kemungkinan Amerika melangsungkan operasi angkatan laut yang rahasia. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan Pentagon belum memberikan tanggapan terhadap laporan tersebut.

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, sebelumnya mengatakan bahwa ia telah menyampaikan kepada Presiden China, Xi Jinping, ketika Xi melakukan lawatan pertamanya ke Washington pada akhir September, bahwa dia mengkhawatirkan situasi di kepulauan itu.

Xi mengatakan kepulauan itu tidak sedang diisi perlengkapan militer, namun para pengulas di Washington serta pejabat AS mengatakan militer sudah mulai masuk, dan satu-satunya pertanyaan adalah seberapa banyak perangkat militer yang akan dipasang China.

China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, tempat Kepulauan Spratly berada dan jalur perdagangan melalui kapal laut menghasilkan 5 triliun dolar Amerika Serikat setiap tahun. Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan juga memiliki klaim bertumpuk di wilayah itu.


Selain itu, China juga punya konflik perairan dengan Jepang di Laut China Timur.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015