Jakarta (ANTARA News) - Layanan ojek "online" khusus wanita LadyJek menargetkan balik modal perusahaan bisa dicapai di tahun ketiga karena saat ini pihaknya masih fokus pada pengenalan produk.
"Kita break even point (balik modal) sekitar di tahun ketiga atau keempat, karena kita konsentrasi dulu bagaimana agar produk kita bagus dan ke depannya akan naik terus," kata Direktur Utama LadyJek Brian Mulyadi dalam peluncuran Ladyjek di Jakarta, Kamis.
Brian menyebutkan investasi awal bisnis start up layanan ojek online tersebut sebesar Rp5 miliar dari sumber dana pribadi yang ia tabung selama kuliah di Boston University, Amerika Serikat.
"Saya punya tabungan pendidikan dari situ lah saya memodalkan bisnis ini sendiri, untuk ke depannya kita terbuka, menawarkan kepada investor-investor agar terus tumbuh," katanya.
Direktur yang baru berusia 22 tahun itu mengaku tengah mencari kantor cabang agar para pengemudi yang disebut biker itu dengan mudah mengakses dan tidak terlalu jauh dari rumah.
Pasalnya, sebagian besar pengemudi berlatar belakang profesi sebagai ibu rumah tangga dan mahasiswi, mengingat layanan ojek online tersebut hanya merekrut pengemudi wanita dan menawarkan jasa trasnportasi kepada wanita.
Brian mengatakan saat ini baru memiliki tiga kantor cabang, di antaranya di Cengkareng, Bekasi dan Tangerang.
"Saat ini sedang memilih tempat karena kita mau dekat dengan penduduk agar tidak sulit untuk pendaftaran (pengemudi) dan sebagainya," katanya.
Dia menambahkan pihaknya juga tengah berdiskusi dengan mitra lokal untuk ekspansi di wilayah baru selain Jabodetabek.
"Kami akan menggandeng mitra lokal karena mereka yang paling tahu karakter transportasi kotanya, nanti akan kita rilis kalau sudah siap" katanya.
Terkait asuransi, LadyJek menggandeng PT Mandiri AXA General Insurance (AXA) untuk memberikan jaminan dalam kondisi-kondisi yang mengacam jiwa pengemudi dan pengguna.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama AXA Mandiri Albertus Wiroyo menyebutkan untuk kejadian yang mengakibatkan kematian dan cacat total pihaknya akan menuturpi biaya hingga Rp10 juta, sementara untuk rawat inap di rumah sakit atau pengobatan Rp4 juta.
"Penumpang dan pengemudi ini menghadapi risiko yang cukup besar, kita lihat jalanan di Jakarta ini sangat menantang. Karena itu, perlu ada perlindungan dari risiko finansial," katanya.
Dia berharap kerja sama dengan LadyJek atau bisnis serupa bisa berjangka panjang karena merupakan lahan yang prospektif antara kedua bisnis tersebut.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015