Jakarta (ANTARA News) - Grup-grup wayang dari berbagai daerah memeriahkan Festival Wayang Nusantara yang berlangsung 7-11 Oktober di Museum Seni Rupa dan Keramik serta Museum Wayang di Kota Tua Jakarta.
Setelah acara pembukaan festival Rabu malam, Getar Wayang Ringkang menampilkan lakon "Sumantri Ngenger", yang dimulai dengan keinginan Bambang Sumantri mengabdi kepada Prabu Arjuna Sasrabahu, pemimpin Maespati.
Selanjutnya akan ada penampilan 11 grup wayang, di antaranya Wayang Kulit Surakarta dengan dalang Sri Pandi, Wayang Kulit Surakarta yang didalangi Dias Syawal, Wayag Golek Ringkang dengan dalang Ki Tantan Sugandi, Wayang Kulit Jawa Timuran dengan dalang Bagus Bagaskoro, dan Wayang Kulit Yogyakarta yang didalangi Ki Wahyudi.
Lalu ada Wayang Orang Betawi (Ki Sukarlana), Wayang Golek Sunda (Ki Putra Girinata), Wayang Orang Remaja (Teguh Aprianto), Wayang Kulit Banyumas (Ki Buyung), Wayang Orang Bali (Kompyang Raka) dan Wayang Kulit Betawi (Ki Jaya Niin).
Mereka antara lain akan membawakan lakon "Sumantri Ngenger", "Subali Gugur", dan "Shinta Obong" dalam festival yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta itu.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Purba Hutapea mengatakan penyelenggaraan festival itu merupakan bagian dari upaya melestarikan budaya sekaligus menghibur warga dan pengunjung Jakarta.
"Tujuan utamanya adalah melindungi budaya tradisional, dalam hal ini wayang, mengembangkan serta memberdayakannya," ujar Purba.
Kepala Unit Pengelola Museum Seni Dyah Damayanti menjelaskan wayang dengan aneka ragam corak dan penampilannya merupakan seni adiluhung yang harus dilestarikan dan dikembangkan.
"Maka perlu memperkenalkan dan mempromosikan seni pewayangan kepada masyarakat dan generasi muda sebagai pewaris budaya bangsa," tutur Dyah.
Lewat festival wayang itu, ia mengatakan, pemerintah memberikan kesempatan kepada para seniman wayang untuk mengembangkan kreativitas.
"Festival ini menampilkan beberapa pagelaran wayang, termasuk wayang ringkang dari Jawa Barat, wayang kulit dari Surakarta, Yogyakarta, hingga Betawi," kata Dyah tentang festival yang digelar bekerja sama dengan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) itu.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015