Penurunan harga BBM merupakan solusi tepat karena beban pengeluaran pelaku industri dan masyarakat dari sektor penggunaan bahan bakar saat ini cukup tinggi,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) dapat menjadi solusi dalam memperbaiki pelemahan ekonomi Indonesia, kata ekonom Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Ahmad Maruf.
"Penurunan harga BBM merupakan solusi tepat karena beban pengeluaran pelaku industri dan masyarakat dari sektor penggunaan bahan bakar saat ini cukup tinggi," katanya di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, pelaku industri membutuhkan biaya pengeluaran energi sebesar 20 persen, dan masyarakat mengeluarkan biaya energi sebesar 10 persen dan biaya transportasi sebesar 10 persen setiap bulan.
Pengeluaran yang cukup besar dari energi dan transportasi tersebut, kata dia, jika tidak diimbangi dengan subsidi dari pemerintah akan menyebabkan beban mereka akan terus bertambah berat.
Ia mengatakan berbagai potensi kerugian akibat pelemahan ekonomi berimbas pada pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan pelaku industri karena sudah tidak mampu lagi membiayai biaya produksi yang semakin tinggi dan gaji karyawan.
"Dampak dari PHK tersebut menyebabkan tingkat pengangguran dan kemiskinan di Indonesia kembali meningkat," katanya.
Menurut dia, salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan itu adalah melakukan efisiensi ekonomi dengan memberikan subsidi berupa penurunan harga BBM yang dapat membantu pelaku bisnis dan masyarakat.
"Saat ini masyarakat membutuhkan bantuan stimulus langsung yang dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, yakni dengan kebijakan pemerintah menurunkan harga BBM," katanya.
Dengan penurunan harga BBM, kata dia, beban industri perusahaan dalam hal biaya produksi dapat terbantu sehingga kasus PHK bisa menurun dan perekonomian masyarakat bisa meningkat.
"Kebijakan penurunan harga BBM tersebut dapat diagendakan pemerintah dalam merancang paket kebijakan sebagai wujud untuk perbaikan ekonomi Indonesia ke depan," kata Maruf.
Pewarta: Bambang sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015