Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok mulai geram dengan kebiasaan sejumlah tukang ojek online yang mulai "bandel" termasuk sering mangkal di trotoar.
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan dan Transportasi mulai merazia pengendara ojek online yang menggunakan trotoar sebagai tempat mangkal. Gubernur menginstruksikan agar Dishub DKI Jakarta menangkap tukang ojek, bahkan pengelolanya akan diberi kartu kuning.
"Kami sudah bertemu Kadishub kemarin, memang ada beberapa isu yang kami diskusikan seperti tukang ojek yang mangkal di trotoar, kami sampaikan kami akan bekerja sama dengan Dishub. Namun sekali lagi soal regulasi bukan isu kita. Kita 100 persen legal, kita perusahaan aplikasi. Ingat, kami cuma perusahaan aplikasi yang menghubungkan tukang ojek. Maka kami akan melakukan dari sisi aplikasi seperti memberi peringatan," kata CEO Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim di Jakarta, Rabu.
Nadiem mengatakan pihaknya akan membuka kerja sama dan mendukung tindakan Dishub atas pengemudi Go-Jek yang "bandel". Nadiem merasa perusahaannya tak bertanggung jawab atas perilaku pengemudi Go-Jek di jalan.
"Kami cuma punya hubungan komersial dengan para tukang ojek. Bukan kita yang tanggung jawab atas itu. Kita bisa bantu mendisiplinkan karena kami punya influence, kami akan terus push, kita selalu ada training tapi apakah itu menjamin mereka tidak melakukan pelanggaran itu di luar?"
Selanjutnya, Go-Jek akan mengirim peringatan berupa broadcast message kepada seluruh pengemudi supaya tidak mangkal di trotoar dan masuk ke jalan lingkungan.
Nadiem memperkirakan, ke depan, operasional ojek akan diberi payung hukum khusus. Jika itu terjadi, pihaknya mengaku akan membuka peluang bekerja sama dengan pemerintah.
"Kita adalah aplikasi. Gojek is gojek apakah gojek mau dibawa kepada payung hukum apapun, sepertinya trennya akan di bawa ke sana, kita akan bantu pemerintah dengan memberi saran bagaimana caranya menjembatani antara pemerintah dan ojek, kita salah satu trigger point yang menghasilkan diskusi ini. Ojek di Indonesia sudah 20 tahunan, jadi sudah jutaan pengemudinya, ini kami ingin bantu pemerintah dengan memasukan mereka ke formal economy, untuk sementara kita bantu melalui aplikasi ini," katanya.
Hingga September, aplikasi Go-Jek sudah diunduh 5,5 juta kali, jumlahnya sudah melonjak jauh dibanding Januari 2015 yang hanya 270 ribu unduhan.
Jumlah pengemudi hingga September ini sebanyak 140 ribu yang tersebar di sembilan kota di Indonesia meningkat dari 700 ribu pada Januari 2015. Rata-rata order Go-Jek meningkat 138 persen setiap bulannya.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015