Pekanbaru (ANTARA News) - PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru mengklaim pendapatan sebesar Rp4 miliar hilang begitu saja karena maskapai membatalkan kedatangan dan keberangkatan penerbangan akibat kabut asap kebakaran menyelimuti Sumatera.
"Kita sudah dapat gambaran kerugian Angkasa Pura selaku pengelola bandara dari mulai awal sampai akhir bulan sekitar Rp4 miliar," kata Kepala Divisi Pelayanan dan Operasional bandara ini, Hasturman Yunus, di Pekanbaru, Rabu.
Ia menjelaskan kehilangan pendapatan ini dialami selama satu bulan penuh --September 2015-- yang dimulai dari terganggu pendaratan pesawat dalam sehari hingga bandara lumpuh total ketika tidak ada satu pun pesawat yang mendarat atau lepas landas.
Angka kehilangan pendapatan itu dihitung dari kerugian yang telah diberikan seperti Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) terminal domestik sebesar Rp45.000 per penumpang dan terminal internasional Rp150.000 per penumpang.
"Aturan satu pesawat penumpangnya 100 orang itu berangkat, tapi karena asap tak jadi berangkat. Maka kita jadi loss revenue. PJPU sudah termasuk dalam tiket, jadi dipulangkan dan kita tidak dapat apa-apa," kata dia.
Padahal bandara harus tetap operasional dengan mengeluarkan biaya listrik dan pendingin udara agar calon penumpang merasa nyaman.
"Informasi saja bahwa kita keluarkan biaya listrik satu hari itu sebesar Rp75 juta untuk bandara. Belum lagi dari pendapatan pesawat mendarat, parkir, pemakaian garbarata, konter check-in dan semua ada biayanya. Jika ditotal sekitar Rp4 miliar," kata dia.
Sebelas maskapai melalui bandara ini. Kesebelasnya adalah Lion Air, Garuda Indonesia, Batik Air, Indonesia AirAsia, Citilink, Susi Air, Silk Air, AirAsia, Firefly, Sriwijaya Air dan Malindo Air.
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015