Jakarta (ANTARA News) - Indonesia memiliki pusat penelitian pendidikan terbanyak di Asia Tenggara, klaim Kepala Komunikasi dan Kemitraan Southeast Asian Minister of Education Organization (SEAMEO) Fuad Hasan di Jakarta, Rabu.
Fuad menyebutkan Indonesia memiliki enam pusat penelitian, sedangkan Thailand punya lima, bahkan Singapura hanya satu.
Keenam pusat penelitian itu, kata Fuad, pada bidang biologi tropis (SEAMEO BIOTROP), pendidikan jarak jauh (SEAMOLEC), pangan dan gizi (SEAMEO RECFON), serta tiga pusat penelitian pendidikan guru bahasa, matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (SEAMEO QITEP in Language, QITEP in Mathematics, dan QITEP in Science).
Ia menjelaskan keenamnya adalah hasil inisiasi para Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan bekerja sama dengan para ahli dari Asia Tenggara.
Wakil Direktur untuk Manajemen Sumber Daya SEAMEO RECFON Miranti Martin mengatakan SEAMEO ditujukan untuk mempromosikan kerja sama pendidikan, sains, dan budaya di Asia Tenggara melalui jaringan, kemitraan, dan forum antara pembuat kebijakan dan para ahli, serta promosi pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan.
"Dalam kurun waktu ini, SEAMEO telah memberikan banyak kontribusi bagi perkembangan pendidikan di negara-negara Asia Tenggara. Melalui perayaan ini, kami ingin memperkenalkan dan menunjukkan pencapaian dan kontribusi dari keikutsertaan Indonesia di SEAMEO selama 50 tahun terakhir," kata Miranti.
Keikutsertaan Indonesia dalam keanggotaan SEAMEO menjadi salah satu cara dalam mempercepat kemajuan sistem dan mutu pendidikan dan tidak hanya membuka akses internasional dari dan ke Indonesia serta meningkatnya dukungan internasional kepada Indonesia.
Pewarta: Indriani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015