Makassar (ANTARA News) - Kapolda Sulselbar Inspektur Jenderal Pudji Hartanto Iskandar memberikan aprasiasi dan terima kasih atas bantuan warga yang menemukan pertama kali bangkai pesawat Aviastar jenis PKBRM/DHC6 nomor penerbangan MV 7503 di pegunungan Pajaja, Luwu, Sulawesi Selatan.
"Kami memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Ronal, warga setempat yang memberikan informasi titik koordinat penemuan pesawat Aviastar," katanya kepada wartawan di bandara Lanud Hasanuddin Makassar, Maros, Selasa.
Pihaknya mengakui penemuan pertama kali oleh Ronal kemudian menyampaikan ke pada tim dua yang dipimpin Kapolres Luwu AKBP Adex Yudiswan kemudian menuju lokasi pasti penemuan bangkai peswat tersebut.
"Tentu kami akan memberikan penghargaan kepada orang-orang yang berjasa atas penemuan pesawat itu. Kami juga berterima kasih kepada pemerintah Kabupaten Luwu atas kerja samanya selama ini membentuk tim 18 sehingga pesawat itu ditemukan," paparnya.
Perwira tinggi ini juga menyebut saat penemuan pertama kali oleh Kapolres Luwu sekitar 15.45 WITA, dirinya baru mendapat laporan dua jam setelah itu, mengingat sinyal di lokasi kejadian sangat sulit.
"Semua jenazah sudah dibawa di RS Bayangkara untuk diidentifikasi, kami akan bekerja secara profesional dalam hal identifikasi seluruh korban. Kondisi fisik seluruh korban hangus terbakar, mudah-mudahan seluruh korban bisa diidentifikasi secepatnya sehingga bisa segera dibawa pulang keluarga.
Pesawat Aviastar jenis PKBRM/DHC6 milik Aviastar dengan nomor penerbangan MV 7503 dinakhodai tiga kru pesawat yakni Capt Iri Afriadi dengan Co Pilot Yudhistira serta teknisi bernama Soekris Winarto.
Sementara tujuh penumpang lainnya yakni Nurul Fatimah, Lisa Falentin, Riza Arman, Sakhi Arqam, M. Natsir, Afif (bayi 1 tahun), Raya Adawiah (balita 3 tahun), semua dinyatakan tewas.
10 jenazah tersebut diangkut dari Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulsel menggunakan dua helikopter milik Basarnas dan TNI, masing masing mengangkut lima jenazah dan tiba sekitar pukul 18.40 WITA di Bandara Lanud Hasanuddin.
Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015