Tetap evakuasinya menggunakan empat helikopter, hanya saja untuk bisa sampai pada lokasi jatuhnya pesawat itu memang harus menempuh perjalanan darat
Makassar (ANTARA News) - Badan SAR Nasional (Basarnas) setelah memastikan lokasi jatuhnya pesawat Twin Otter Aviastar pada ketinggian sekitar 7.000 kaki di Desa Ulusalu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulsel masih membutuhkan waktu proses evakuasi korban delapan jam karena masih harus berjalan kaki.
"Tetap evakuasinya menggunakan empat helikopter, hanya saja untuk bisa sampai pada lokasi jatuhnya pesawat itu memang harus menempuh perjalanan darat," ujar Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Brigen TNI (Mar) Ivan Ahmad Rizki Titus di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, proses evakuasi jenazah korban Aviastar itu akan memakan waktu sekitar kurang lebih delapan jam perjalanan darat karena medannya cukup berat untuk menjangkau lokasi.
Brigjen Ivan mengaku bahwa proses evakuasi korban Aviastar itu akan menggunakan tandu setelah dimasukkan dalam kantung jenazah yang telah dipersiapkan.
"Dari Desa Ulusalu, personel jalan kaki lagi tidak bisa naik mobil ke Desa Gamaru karena memang daerah pegunungan. Itu memakan waktu sekitar empat jam. Kemudian lanjut lagi pendakian di ketinggian 7.000 kaki atau dua kilometer lebih juga butuh waktu empat jam," katanya.
Sebelumnya pada pencarian di hari kedua, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo menyebut jika pencarian pesawat Twin Otter Aviastar yang hilang kontak sejak Jumat, (2/10) memiliki medan yang sangat berat.
"Situasi medan berat, 80 persen pegunungan, tebing cukup curam, hutan lebat dan tidak berpenghuni sehingga yang cocok memang hanya menggunakan helikopter," katanya.
Ia mengatakan pesawat Aviastar yang ditemukan oleh Kapolres Luwu AKBP Adex Yudiswan bersama warga dan tim SAR gabungan itu sudah hancur.
Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015