Hal itu perlu dilakukan untuk menggerakkan dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Kemerosotan industri manufaktur ini terjadi sejak krisis satu setengah dasa warsa yang lalu,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Industri manufaktur perlu digerakkan kembali untuk mendukung pertumbuhan dan transformasi ekonomi nasional, kata Ketua Bidang Organisasi Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Edy Suandi Hamid.
"Hal itu perlu dilakukan untuk menggerakkan dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Kemerosotan industri manufaktur ini terjadi sejak krisis satu setengah dasa warsa yang lalu," kata Edy di Yogyakarta, Senin.
Sejak itu, kata dia, sektor industri manufaktur tidak mampu pulih kembali pada peran yang semula pernah dicapainya dalam perekonomian Indonesia. Laju pertumbuhan sektor tersebut praktis selalu berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.
"Belum pulihnya perkembangan sektor industri manufaktur itu membuat pertumbuhan ekonomi tidak optimal," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu.
Menurut dia, selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia pascakrisis Asia tidak pernah mencapai tujuh persen, jauh lebih rendah dari puncak pertumbuhan di masa sebelumnya yang mampu mencapai sembilan persen.
"Pertumbuhan sektor manufaktur yang rendah juga tidak mendukung peningkatan dan pendalaman struktur industri. Dalam hal ini perkembangan industri penghasil bahan baku/setengah jadi apalagi barang modal tetap lemah," katanya.
Ia mengatakan keadaan itu merupakan sebab lain dari lonjakan defisit transaksi berjalan. Hal penting lain terkait dengan tidak pulihnya pertumbuhan sektor manufaktur adalah lambatnya proses transformasi struktural di dalam perekonomian.
"Landasan utama perubahan struktural adalah perkembangan sektor manufaktur. Bagaimana pun sektor itu merupakan pilar utama bagi perkembangan, penyerapan angkatan kerja, dan peningkatan produktivitas secara bersama-sama," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, Seminar Nasional dan Kongres Ke-19 Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) yang berlangsung di Surabaya, 7-9 Oktober 2015 akan membahas isu terkait industri manufaktur.
Menurut dia, forum bertema "Menghidupkan Kembali Sektor Industri sebagai Penggerak Ekonomi Nasional" itu akan dibuka Presiden Joko Widodo, dan menghadirkan pembicara dari kalangan pemerintah, perbankan, pengusaha, dan akademisi.
Para pembicara itu antara lain Menko Perekonomian yang juga Ketua ISEI Darmin Nasution, pengusaha Chairul Tanjung, Deputi Senior Gubernur BI Mirza Adityaswara, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara.
Selain itu, akademisi Mudrajad Kuncoro, Menristekdikti M Nasir, serta Gubernur Jatim Soekarwo yang akan berbicara dalam forum pra-kongres.
Edy yang juga Ketua Pelaksana Seminar Nasional dan Kongres Ke-19 ISEI mengatakan dalam kongres itu juga akan dilangsungkan pemilihan Ketua Umum ISEI periode 2015-2018 untuk menggantikan Darmin Nasution yang sudah menjabat dua periode.
"Beberapa nama calon yang muncul antara lain Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliawan D Hadad, Menkeu Bambang S Brojonegoro, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjaminan Simpanan Halim Alamsyah, Gubernur BI Agus D Martowardojo, dan Deputi Senior Gubernur BI Mirza Adityaswara," katanya.
Pewarta: Bambang sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015