Membuka lapangan kerja melalui digital ekonomi pasarnya masih terbuka luas. Dengan adanya digital ekonomi atau e-commerce ruang untuk kerja lebih luas lagi, karena itu mendorong dunia pendidikan ke arah sana. Jangan hanya mengejar akademis saja,"Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara meminta lembaga pendidikan mampu menghasilkan wirausahawan yang mampu memanfaatkan digital ekonomi dalam mengembangkan usahanya.
"Membuka lapangan kerja melalui digital ekonomi pasarnya masih terbuka luas. Dengan adanya digital ekonomi atau e-commerce ruang untuk kerja lebih luas lagi, karena itu mendorong dunia pendidikan ke arah sana. Jangan hanya mengejar akademis saja," kata Rudiantara usai membuka Rapat Kerja Nasional Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) 2015 di Bogor, Jabar, Senin.
Dikatakannya, aktivitas digital ekonomi dengan basis internet yang tercatat pada akhir tahun lalu mencapai 12 miliar dolar AS hal itu menunjukkan bahwa digital ekonomi akan terus ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang.
"Tahun 2020, dengan perhitungan asumsi tertentu, digital ekonomi akan merepresentasikan enam persen dari total ekonomi. Ini merupakan nilai yang besar," jelasnya.
Untuk mendorong tumbuhnya digital ekonomi, Rudiantara berharap agar LP3I bersiap untuk mencetak wirausahawan.
Selain itu untuk menghadapi MEA ,menurut Menkominfo, kuncinya adalah sertifikasi. Kemenkominfo merupakan lembaga yang mengeluarkan sertifikasi bidang TIK.
Kominfo mengeluarkan TIK. Dan dunia pendidikan punya kewajiban moral untuk menyiapkan ini," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Komisaris LP3I, Dr Syariah Yusuf mengatakan dalam Rakernas yang menghadirkan seluruh pimpinan LP3I di 27 provinsi akan melakukan perubahan-perubahan untuk menyongsong Pasar Ekonomi ASEAN atau MEA tersebut dengan menyiapkan kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas.
"Kami sudah menyiapkan lima laboratorium Teknologi Informasi dan Komunikasi serta berbagai perubahan kurikulum," kata Syariah Yusuf .
Selain itu, pihaknya telah menyiapkan pembelajaran Bahasa Inggris berbasis E-learning.
"Kami juga bekerja sama dengan lembaga bahasa Inggris dari luar negeri yang sudah terakreditasi untuk menerbitkan sertifikat bahasa Inggris yang diakui di negara tetangga sehingga selain ijazah siswa kami juga memiliki sertifikat kompetensi untuk bahasa Inggris dan sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)," ujarnya.
Rakernas LP3I 2015 membahas agenda penguatan kerja tim dalam menyongsong pemberlakukan MEA dan pembahasan perubahan pembelajaran terkait kebutuhan pasar kerja.
Selain itu juga untuk membahas kualitas pendidian dan pelayanan mampu bersaing dalam pasar bebas yang akan dimulai akhir 2015 ini.
Pewarta: Zita Meirina
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015