Jakarta (ANTARA News) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Indonesia Muhammad Nasir menyatakan bahwa kementerian yang dipimpinnya menerapkan pengawasan ketat terhadap semua perguruan tinggi yang ada di Indonesia.
Ini dilakukan, kata Nasir, demi sistem pembelajaran yang lebih baik dan mencapai rasio ideal antara jumlah dosen dan mahasiswa.
"Semua perguruan tinggi kami monitoring dengan ketat. Saya melihat masih ada perguruan tinggi yang memiliki rasio dosen dan mahasiswa lebih dari 1 banding 100 bahkan ada yang 1 banding 750," ujar Nasir usai membuka acara pameran sains dan teknologi Indonesia-Jerman di Jakarta, Senin.
Ia melanjutkan, berdasarkan peraturan menteri yang ada, perbandingan jumlah ideal di perguruan tinggi swasta adalah 1:30 untuk mata kuliah eksakta dan 1:45 untuk sosial.
Sementara pada perguruan tinggi negeri, 1:20 untuk eksakta dan 1:30 untuk ilmu-ilmu sosial.
Selain itu, Menristekdikti juga mengimbau agar semua perguruan tinggi di Indonesia, terutama swasta, memberikan data lengkap tentang jumlah dosen dan mahasiswa yang dimiliki.
"Kalau tidak ada, lebih baik tidak usah terima mahasiswa baru," ujar Nasir.
Terkait sanksi perguruan tinggi yang melanggar ketentuan, Nasir menegaskan pihaknya tidak langsung menghentikan operasional kampus tersebut.
Namun, terlebih dahulu akan diberikan karantina, sebagai kesempatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan, salah satunya menyeimbangkan jumlah mahasiswa.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015